Kemendikbudristek Ciptakan Kurikulum Prototipe, Sekolah Berhak Pilih Kurikulum di Masa Pandemi Covid-19

- 30 Desember 2021, 13:00 WIB
Situasi pandemi Covid-19 mengharuskan banyak siswa di seluruh dunia melakukan pembelajaran lewat online.
Situasi pandemi Covid-19 mengharuskan banyak siswa di seluruh dunia melakukan pembelajaran lewat online. /Julia M Cameron / PEXELS.

Media Purwodadi – Masa pandemi Covid-19 merupakan tahun yang berat bagi Indonesia.  Tidak hanya pada bidang ekonomi dan sosial, tapi juga dalam bidang pendidikan.

Kondisi pendidikan di Indonesia harus melakukan penyesuaian strategi untuk mengatasi kehilangan pembelajaran (learning loss).

Hasil hasil riset yang dilakukan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) menunjukkan sekolah-sekolah yang melakukan Kurikulum Darurat lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada yang menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh.

Baca Juga: Final Leg 1 Piala AFF, Indonesia Kalah Telak 0-4 Atas Thailand, Tempo Permainan Terlihat Cepat

“Hasil ini menguatkan kami dalam merancang kurikulum prototipe agar lebih efektif,” kata Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo yang dikutip dari laman resmi Kemendikbud.

Sebagai langkah pemulihan pembelajaran, Kemendikbudristek berencana akan memberikan opsi kebijakan kurikulum.

Salah satunya dengan membuat Kurikulum Prototipe sebagai lanjutan dari kurikulum masa khusus pandemi Covid-19 atau yang disebut juga dengan kurikulum darurat.

Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Minta Fokuskan Vaksinasi Usia 6 - 11 Tahun untuk Anak Jalanan

Namun, Anindito Aditomo juga memberikan hak sepenuhnya pada sekolah untuk menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan serta kesepakatan sekolah.

“Kurikulum prototipe sebagai tambahan aksi. Bagi satuan pendidikan yang tetap menerapkan kurikulum 2013 apa adanya silakan,” kata Anindito.

“Sekolah yang sudah menggunakan kurikulum darurat juga silakan memilih, apakah akan tetap menerapkan Kurikulum Darurat atau Kurikulum Prototipe,” tutur Anindito.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi NET TV Kamis, 30 Desember 2021: Serial Drama Korea Full House, Indonesia Next Top Model

Anindito juga menjelaskan dalam penelitian menunjukkan adanya indikasi kehilangan kemajuan belajar yang terlihat dari riset BSKAP Kemendikbudristek.

Hasil riset tersebut terdapat  learning loss literasi dan numerasi yang terjadi secara signifikan. Learning loss dalam literasi sama dengan enam bulan belajar, sedangkan learning loss dalam numerasi setara dengan lima bulan belajar.

Kepala BSKAP juga menegaskan satuan pendidikan harus tetap mengacu pada standar nasional pendidikan, apapun opsi yang menjadi pilihan.

Wakil ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hetifah Sjaifudian juga memberikan apresiasi terhadap rancangan Kurikulum Prototipe.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah 30 Desember 2021 : Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Beberapa Wilayah

Menurut Hetifah, kurikulum tersebut lebih menekankan pada kompetensi serta membutuhkan fleksibilitas guru dalam menyampaikan pelajaran.

“Kalau perubahan itu membuat belajar lebih membahagiakan dan hasil belajar anak lebih baik, kenapa tidak?” tutur Hetifah seperti yang dikutip dari laman resmi Kemendikbudristek.

Selain itu, Hetifah juga memberikan penekanan bahwa kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi serta komunikasi tidak boleh mengesampingkan kejujuran serta pembentukan karakter.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x