Masyarakat Jawa Lakukan Tradisi Mitoni di Usia Kehamilan 7 Bulan, Ini Penjelasannya

- 20 Desember 2021, 18:28 WIB
Prosesi siraman yang dilakukan oleh calon nenek kepada calon cucunya pada prosesi mitoni.
Prosesi siraman yang dilakukan oleh calon nenek kepada calon cucunya pada prosesi mitoni. /Instagram @krisdayantilemos.



Media Purwodadi – Keragaman budaya Indonesia membuat setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan kehadiran bayi dalam kandungan.

Di dalam masyarakat Jawa, budaya Jawa selalu menanamkan prinsip golek slamething dhiri (mengejar keselamatan hidup dan jiwa di dunia dan akhirat).  

Sebagai implementasi prinsip tersebut, segala bentuk syukuran memiliki tujuan untuk keselamatan diri.

Yakni pasa keluarga dan masyarakat, salah satunya tradisi Mitoni atau tujuh bulanan anak pertama.

Mitoni berasal dari kata pitu yang artinya angka tujuh. Selain itu, pitu juga sering diartikan sebagai pitulungan atau pertolongan.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile, Selasa 21 Desember 2021 : Langsung Klaim, Jangan Sampai Kehabisan Besok

Maknanya dalam acara mitoni ini merupakan sebuah doa untuk mendapatkan pertolongan bagi para ibu yang sedang mengandung.

Tidak hanya untuk kelancaran dalam proses persalinan, tetapi juga disertai dengan doa agar kelak si anak menjadi orang yang baik dan berbakti.

Acara mitoni atau disebut juga dengan nujubulanin dilakukan secara turun temurun.

Dari beberapa sumber penelusuran Media Purwodadi, usia kehamilan tujuh bulan kerap dilakukan acara selamatan, yang di dalam tradisi jawa disebut mitoni.

Konon, adanya mitoni ini karena pada usia tersebut janin yang ada dalam kandungan mengalami perkembangan yang sangat pesat dibandingkan usia 4 bulan. Mulai dari pertambahan ukuran dan berat bayi sehingga berdampak pada kondisi tubuh.

Ibu dengan usia kehamilan 7 bulan biasanya sering mengalami nyeri pinggang karena usia janin yang semakin besar. Selain itu, ibu yang mengandung mengalami sembelit dan sering buang air kecil.

Baca Juga: Ramalan Tigor Otadan, Ada Banyak Bencana Terjadi Setelah Meletusnya Gunung Semeru

Pada usia kandungan 7 bulan ini, darah mulai mengalir pada jaringan kulit bayi, sehingga yang tadinya keriput berangsur-angsur menjadi semakin halus.

Banyaknya perkembangan serta pertumbuhan penting pada bayi usia 7 bulan kehamilan.

Tujuan selamatan 7 bulanan tersebut untuk mendoakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil serta janinnya.

Pada tradisi Jawa, acara mitoni sebaiknya dilakukan pada tanggal yang terdapat angka 7, seperti 7, 17, atau 27 sebelum bulan purnama.

Sedangkan tata cara prosesi mitoni sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama, calon ayah dan ibu melakukan sungkeman pada orangtua sebagai tanda untuk memohon doa restu.

Berikutnya siraman, tahap ini dilakukan untuk menyucikan diri calon bayi dengan ibu secara lahir batin. Air yang digunakan untuk siraman diambil dari tujuh sumber yang berbeda.

Baca Juga: Ramalan Tigor Otadan, Ada Banyak Bencana Terjadi Setelah Meletusnya Gunung Semeru

Siraman ini dilakukan oleh tujuh orang kerabat terdekat atau bapak ibu yang dijadikan teladan dari kedua belah pihak dengan mengutamakan kakek dan nenek si bayi.

Sesi berikutnya brojolan yang dipimpin oleh nenek si bayi dengan tujuan agar bayi lahir ke dunia dengan selamat.

Sesi yang dilakukan berikutnya adalah ngrogoh cengkir, brojolan, belah cengkir, pantes-pantesan, angrem, potong tumpeng, pembagian takir pontang dan yang terakhir yaitu jualan dawet dan rujak.*

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x