Kenali Lebih Dalam Inovasi Wolbachia, Punya Manfaat Melindungi Jutaan Orang dari Demam Berdarah

26 November 2023, 14:33 WIB
Ilustrasi nyamuk ber-wolbachia yang bisa membantu menekan angka demam berdarah. /Rilsonav / PIXABAY

Media Purwodadi – Bagi sebagian dari kita semua tidak mengerti apa itu wolbachia. Dalam ilmu kesehatan, wolbachia adalah bakteri.

 

 

Kementerian Kesehatan RI melalui Instagram resminya menjelaskan, bakteri wolbachia secara alami ada pada 60 persen serangga, bukan hasil rekayasa.

Bakteri wolbachia dapat ditemukan pada nyamuk aedes aegypti, yang akan menyebabkan virus demam berdarah. Pada nyamuk yang tidak bisa berkembang, tidak akan bisa menularkan penyakit demam berdarah.

Baca Juga: Harapkan Pengawasan Pemilu Semakin Terarah, Bawaslu RI akan Luncurkan Aplikasi Siwaskam

Bakteri wolbachia dan nyamuk aedes aegypti ini secara alami ada di alam, tidak ada manipulasi genetik dan tidak diternakkan di laboratorium.

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan inovasi wolbachia bisa diterapkan karena beberapa hal. Pertama, kasus demam berdarah yang terjadi per tahun antara 74-140 ribu dengan jumlah kematian antara 700-1.300 kasus.

Kasus paling banyak terjadi pada usia 5-14 tahun denngan prosentase kematian mencapai 50-60 persen. Kedua, masih banyak dilaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) dari berbagai daerah.

Ketiga, upaya penanganan DBD seperti fogging, larvasida, pemakaian kelambu, 3M plus, dan gerakan satu rumah satu jumantik, belum dapat menekan kasus DBD.

Alasan keempat jika inovasi ini diterapkan karena inovasi teknologi wolbachia di 14 negara terbukti efektif dan telah diakui oleh kelompok kerja pengendalian vektor WHO.

Terakhir, penelitian di Yogyakarta membuktikan adanya penurunan 77,1 persen kasus dengue dan penurunan rawat inap sebanyak 86,2 persen.

Bagaimana Caranya?

Wolbachia dapat digunakan untuk mengendalikan dengue atau demam berdarah. Caranya, nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk betina ber-wolbachia. Ketika telur menetas akan menghasilkan nyambuk ber-wolbachia.

Kedua, nyamuk jantan tidak ber-wolbachia kawin dengan betina ber-wolbachia, ketika telur menetas akan menghasilkan nyamuk ber-wolbachia.

Namun, ketika nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk betina tidak ber-wolbachia, maka telur tidak akan menetas dan tidak menghasilkan nyamuk ber-wolbachia.

Penetasan telur nyamuk ber-wolbachia ini terjadi pada ember berisi air. Dalam satu ember ada 250-300 telur nyamuk dengan angka penetasan kurang lebih 90 persen.

Satu ember diletakkan dalam jarak 75 meter persegi dengan ember-ember lainnya yang dipergunakan untuk penetasan telur nyamuk ini.

Perhitungan jumlah nyamuk yang disebarkan 10 persen dari populasi nyamuk di daerah tersebut dan penyebarannya dilakukan 12 kali. Dalam satu kali penyebaran, hanya satu persen dari populasi nyamuk.

Aman

Wolbachia ini sangat umum ditemukan secara alami pada ratusan ribu spesies serangga. Hampir setiap orang di bumi pernah digigit nyamuk ber-Wolbachia dan tidak terbukti gigitan tersebut berbahaya.

Baca Juga: Prediksi Cadiz vs Real Madrid Liga Spanyol 2023/2024 Jornada 14, Senin, 27 November 2023 Pukul 00.30 WIB

Di Kota Yogyakarta, penerapan Wilbachia sudah berlangsung lebih dari 10 tahun dan lebih dari 1,5 juta orang yang hidup di wilayah tersebut sudah mendapatkan persebaran nyamuk ber-wolbachia.

Kemenkes RI mencatat, hingga sekarang ini tidak ada bukti bahwa wolbachia berbahaya bagi lingkungan, manusia atau kesehatan hewan.

 

 

Di samping itu, evaluasi dan kajian risiko juga sudah dilakukan. Hasilnya, metyode dan manfaat wolbachia dapat diperluas juga untuk membantu melindungi jutaan orang di Indonesia dari demam berdarah.***

 

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Instagram @kemenkes_ri

Tags

Terkini

Terpopuler