10 Dampak Akibat Obesitas, Waspada Sejak Dini dengan Ubah Gaya Hidup Anda!

4 Juli 2023, 14:29 WIB
Ilustrasi orang obesitas /Pixabay.com/Mohamed_hassan

Media Purwodadi – Baru-baru ini terjadi kabar viral tentang pria bernama Sumarlan yang berbobot 200 kilogram. Pria pengidap obesitas ini berasal dari Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, yang akhirnya berhasil dievakuasi dari rumahnya ke RSUD dr Soedjati Purwodadi untuk mendapatkan penanganan medis.

Sebelumnya, Sumarlan berhasil dievakuasi oleh Tim Rescue Damkar Jakarta Pusat di ruko yang berada di kawasan Gambir. Kemudian, Sumarlan dibawa oleh keluarganya ke desa tempat kelahirannya di Kecamatan Geyer. Dengan bobotnya yang diperkirakan 200 kilogram ini, Sumarlan dinyatakan sebagai pengidap obesitas.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Grobogan, dr Djatmiko WP mengungkapkan bahwa obesitas yang dialami Sumarlan ini disertai dengan penyakit penyerta yakni diabetes melitus, gout dan juga hipertensi.

Baca Juga: Wilayah Jabanusa Miliki Keberkahan Gas, SKK Migas Harapkan yang Belum Terserap Dapat Berjalan Optimal

Saat dikonfirmasi Media Purwodadi, dr Djatmiko WP mengungkapkan bahwa obesitas memiliki dampak negatif terhadap penyakit pada tubuh manusia. Dampak ini sangat membahayakan sehingga kita dianjurkan untuk mengubah gaya hidup, seperti mengubah pola makan yang sehat dan punya gizi yang imbang.

“Banyak sekali dampak negatif dari obesitas, apalagi jika ada penyakit penyerta dan inilah yang membahayakan manusia jika tidak disadari sejak dini,” ujar dr Djatmiko, Selasa, 4 Juli 2023.

Berikut 10 dampak obesitas pada tubuh manusia :

1. Diabetes

Jika ditemukan adanya orang yang obesitas atau kelebihan berat badan, maka akan terdampak penyakit seperti diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 ini adalah penyakit yang terjadi akibat glukosa darah atau gula darah terlalu tinggi.

Maka, diabetes ini menjadi saah satu komplikasi dari obesitas. Seiring berjalannya waktu, gula darah yang tinggi justru berdampak dengan penyakit serius lainnya seperti jantung, stroke, ginjal, masalah mata dan gangguan kesehatan lainnya.

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Penderita hipertensi akan mengalami hal ini jika tekanan darah yang mengalir terlalu tinggi melalui pembuluh darah dan akan membebani jantung, merusak pembuluh darah dan meningkatkan serangan jantung, penyakit ginjal dan kematian.

Menurut dr Djatmiko WP, ukuran tubuh kian membesar dan dapat meningkatkan tekanan darah, sebab jantung akan memompa darah lebih kuat ke seluruh tubuh.

3. Jantung

Bahaya obesitas yang umum terjadi adalah penyakit jantung yakni seperti serangan jantung, gagal jantung, irama jantung yang abnormal dan lainnya.

Dikatakan dr Djatmiko WP, jika berhasil menurunkan berat badan 5-10 persen dari berat badan semula, risiko penyakit jantung juga akan menurun.

Sumarlan yang menderita obesitas. /Dok Media Purwodadi.

4. Stroke

Dokter Djatmiko WP menerangkan jika stroke adalah kondisi dimana suplai darah ke otak tiba-tiba terputus karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak atau leher.

Stroke akan berpengaruh pada tidak bisanya seseorang berbicara dan menggerakkan bagian tubuhnya. Stroke juga termasuk bahaya dari obesitas. Hipertensi juga bisa menjadi penyebab dari penyakit stroke ini.

5. Sleep Apnea

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang dialami penderita obesitas. Menurut dr Djatmiko WP, sleep apnea terjadi ketika seseorang tidak bernapas secara teratur saat tidur.

Jika ini tidak segera diobati, maka akan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan jantung.

6. Gangguan Kandungan

Seorang perempuan yang obesitas sangat membahayakan jika terjadi kehamilan.

Jika ibu hamil mengalami obesitas maka risiko kesehatan yang akan terjadi adalah mengembangkan diabetes getasional dan risiko preekslampia. Jika ini tidak diobati maka saat melahirkan akan membutuhkan operasi c-section dan butuh waktu lama untuk memulihkannya.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Pekan 1 Liga 1 Indonesia Musim 2023/2024. Taklukkan Bhayangkara FC, PSIS Puncaki Klasemen

7. Batu Empedu

Seseorang yang obesitas akan berisiko terkena penyakit kandung empedu.

Batu empedu dapat terbentuk bila empedu mengandung terlalu banyak kolesterol. Karena tidak seimbang antara zat yang membentuk empedu inilah yang mengakibatkan penyakit batu empedu.

8. Kanker

Risiko dari obesitas adalah kanker. Penyakit kanker terjadi ketika sel tubuh membelah tanpa berhenti dan menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Bagi laki-laki, risiko kanker yang terjadi adalah kanker usus besar dan kelenjar prostat. Sedangkan perempuan akan terjadi resiko kanker rahim dan payudara jika terjadi obesitas.

9. Penyakit Ginjal

Seseorang yang mengalami obesitas rentan mengalami penyakit ginjal. Dikatakan dr Djatmiko WP, penyakit ginjal terjadi karena adanya kerusakan, dimana ginjal tidak menjalankan fungsinya untuk menyaring darah seperti fungsinya.

Perhatikan pola makan sehat sejak dini untuk menghindari obesitas. Pexels/ekaterina-bolovtsova/

10. Masalah Kesuburan

Orang yang mengalami obesitas cenderung akan merasakan gangguan pada kesuburan atau kesehatan reproduksi. Termasuk pada wanita.

Jika ini terjadi, wanita obesitas akan mengalami gangguan disfungsi menstruasi dan anvulasi dimana seorang wanita tidak mengalami ovulasi.

Dokter Djatmiko WP menerangkan solusinya yang terbaik adalah wanita tersebut harus menurunkan berat badannya, karena akan memberikan hasil menguntungkan pada hasil reproduksi.

Di balik dampak yang dapat terjadi karena obesitas ini, dr Djatmiko WP memberikan imbauan kepada masyarakat agar memulai untuk hidup sehat.

Hidup sehat ini dilakukan dengan mengikuti program Germas yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan di masing-masing daerah di Indonesia.

“Di Grobogan ini kita sudah sering melakukan giat sosialisasi pencegahan obesitas seperti lewat Posbindu, kemudian meminta masyarakat melakukan program Germas yang perlu dilaksanakan. Beberapa hal lain yang penting adalah menjaga pola makan yang sehat dengan gizi yang seimbang,” jelas dr Djatmiko WP.

Penyakit obesitas terjadi karena banyaknya masyarakat yang abai dengan gaya hidup sehat.

Baca Juga: Pria Berbobot 200 Kilogram Ini Akhirnya Dibawa ke RSUD dr Soedjati, Begini Cara Petugas Evakuasi Sumarlan!

Banyak makanan yang seharusnya menjadi pantangan, justru sudah menjadi gaya hidup sehari-hari bagi mereka.

“Banyak makan santan, makanan yang berkolesterol tinggi, makanan instan atau junk food, kemudian minum minuman dengan tinggi kafein juga tidak baik buat kesehatan dan jika tidak diminimalisir sejak dini hasilnya bisa berpengaruh pada kenaikan berat badan,” ujar dr Djatmiko WP.

“Kenaikan berat badan berlebih dinamakan obesitas. Untuk itu, makan makanan yang sehat, rajin berolahraga dan bersyukur dengan kondisi kita, itu obat yang lebih baik agar tubuh kita tetap sehat,” pesan dr Djatmiko.***

Editor: Agung Tri

Tags

Terkini

Terpopuler