Melirik Potensi Usaha Gula Semut Murni di Kulon Progo Yogyakarta Laris di Pasar Lokal dan Luar Negeri!

- 16 Februari 2023, 12:50 WIB
Tukirah, salah satu produsen gula semut unggulan Suropati, Kulon Progo, Yogyakarta.
Tukirah, salah satu produsen gula semut unggulan Suropati, Kulon Progo, Yogyakarta. /titis ayu/media purwodadi

Media Purwodadi - Potensi usaha gula semut di Soropati, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta ini merupakan penghasil dengan kualitas terbaik maka tak heran jika produknya laris di pasar lokal hingga luar negeri.

Potensi usaha gula semut tersebut diungkapkan oleh salah satu pengusaha gula semut di Soropati, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta adalah Affan Surahman.

Diketahui, Affan dan istrinya Tukirah juga menjadi anggota pada kelompok usaha gula semut di Soropati dan berhasil memproduksi nira dengan kualitas terbaik.

Ia menjelaskan, potensi usaha gula semut Soropati ini dapat dilihat berdasarkan proses hulu ke hilir, pembuatan gula semut sama seperti membuat gula batok. Perbedaannya terletak pada proses pencetakan.

Baca Juga: Mall Terbesar Bakal Lakukan Investasi di Kota Semarang, Mbak Ita: Bisa Mengurangi Tingkat Pengangguran

“Yaitu dimana gula semut diproses dengan cara dikristalkan atau diayak sehingga disebut juga sebagai gula kristal. Sementara untuk gula batok diproses dengan menggunakan cetakan batok,” ujar Affan.

Waktu pembuatannya pun bervariasi, tergatung dari jumlah penyadapan sekitar 10 hingga 15 batang, yang umumnya membutuhkan waktu proses selama kurang lebih 2 jam hingga bisa menjadi gula semut.

“Untuk 1 batang pokok, rata-ratanya bisa menjadi 2 ons gula,” jelasnya.

Proses penyadapan nira ada bermacam-macam, namun saat ini cukup terkendala dengan kesediaan orang untuk menyadap nira. Salah satunya seperti anak-anak muda yang tidak bisa memanjat pohon, terlebih lagi ketinggian pohon bisa mencapai sekitar 30 meter. Sehingga hanya akan mengandalkan tenaga para orang-orang tua untuk memanjat pohon.

Selain itu, ada juga pohon yang masih dalam tahap peremajaan yang dalam waktu dekat belum bisa diproduksi karena masih dalam perawatan.

Dari sisi harga, gula semut atau kristal dihargai lebih tinggi dikisaran Rp18 ribu-an, sedangkan gula batok harga jualnya sedikit lebih murah di Rp15 ribu-an.

Masa Panen Gula Semut

Masa panen gula semut akan terjadi sesuai dari proses penyadapan nira. Ada yang melakukan penyadapan nira secara sendiri, namun ada juga yang disadapkan oleh orang lain.

Untuk yang disadapkan orang lain, akan membutuhkan waktu lebih lama karena 5 hari untuk yang punya pohon dan 5 hari yang menyadap. Adapun upahnya tidak dibayarkan dengan uang, melainkan dengan nira.

“Jumlah pohon di kebun saya ada 30 batang dikalikan saja 2 ons, itu bisa sampai 6 kg per satu hari. Dalam 1 hari ada dua kali panjatan pagi dan sore. Pagi biasanya 3,5kg lebih, dan yang sore 2,5kg, beberapa waktunya seperti manjat di jam 7 sampai 8 pagi atau jam 4 sore,” terang Affan.

Baca Juga: Menikmati Indahnya Air terjun Way Campang Pesisir Barat Lampung

Menariknya, selisih waktu memanjat pohon dapat menetukan volume nira. Berkenaan dengan itu, nira tidak ditimbang, melainkan dijual per liter sekitar Rp2 ribu dan jika sudah melalui proses harganya mencapai Rp18 ribu.

Affan juga menjelaskan bahwa itu belum termasuk dengan pendukung operasional seperti kayu bakar.

Untuk 30 pohon kelapa, ya satu ikat sekitar Rp25 ribu atau bibitan Rp110 ribu-an sampai Rp120 ribu-an. Untuk satu ikat kayu bakar bisa memasak nira dalam satu hari dan itu baru kayu bakar, belum termasuk tenaga,” jelasnya.

Produksi gula semut di Soropati umumnya tidak dijalankan oleh karyawan, melainkan perdukuhan yang memproduksi gula semut sehingga disebut sebagai produksi rumah tangga.

Di Soropati sendiri, hampir setiap rumah bisa memproduksi nira dan ini merupakan mata pencaharian sehari-hari yang sudah dilakukan sejak dulu, khususnya di Hargotirto, Soropati.  

Nira yang diproses menjadi gula semut ini, pemasarannya sudah tembus ke pasar luar negeri. Berbeda dengan gula batok yang banyak digunakan untuk kebutuhan lokal.

Strategi Menjangkau Pembeli

Strategi masyarakat Soropati dalam menjangkau pembeli, adalah setiap perdukuhan desa melakukan kerja sama dengan Bundes.

Jadi tahapan distribusinya di mulai dari produksi rumah tangga, ke pengepul, lalu ke bundes. Bundes sendiri lokasinya cukup jauh dari setiap desa, oleh karenanya di masing-masing desa ada pengepulnya. Soropati sendiri ada 2 pengepul.

Berkenaan dengan itu, omset perbulan para produsen gula akan berbeda-beda.

“Omsetnya ada 2 ons 1 batang dikalikan dengan berapa jumlah batang yang di deres (sadap- Red), dikalikan 30 hari. Jadi omset bervariasi, maksimal bisa mencapai 50 batang per hari. Apalagi yang disadap tidak bisa sendiri karena pohon sudah terlalu tinggi,” jelas Affan.

potensi usaha gula semut
potensi usaha gula semut media purwodadi

Keunggulan nira dari Soropati adalah benar-benar murni tanpa menggunakan tambahan obat kimia. Nira Soropati hanya menggunakan gamping atau batu putih untuk menjernihkan nira.

Karena nira yang tidak jernih tidak bisa dibuat gula. Ada juga tambahan getah manggis yang berfungsi mengeraskan gula.

Adapun modal yang dikeluarkan per hari untuk gamping, dihitung berdasarkan ukuran kantong kecil sekitar Rp2 ribu yang bisa dibeli pekanan. Tetapi untuk getah manggis per 1kg bisa mencapai Rp80 ribu sehingga para produsen biasa membeli beberapa ons saja.

Harga jual gula semut yang diharapkan para produsen gula adalah ketika mengikuti harga sembako dinaikkan tinggi.

Terlepas dari itu semua, para produsen gula semut di Soropati mengaku hampir tidak menemui kendala apapun dan gula kristal bisa dipastikan selalu laku. Hal itulah yang menjadikan potensi usaha gula semut tetap digeluti warga sekitar.***

Editor: Titis Ayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x