Wah, Ternyata Ini yang Membuat Bubur India Pekojan Beda dengan Bubur Lainnya

- 8 April 2022, 17:30 WIB
Bubur Pekojan yang menjadi tradisi saat bulan Ramadhan ini terkenal di Kota Semarang.
Bubur Pekojan yang menjadi tradisi saat bulan Ramadhan ini terkenal di Kota Semarang. /dok Humas Pemprov Jateng.


Media Purwodadi – Siapa yang tak tahu tentang Kampung Pekojan? Kampung ini memiliki keunikan yakni kampung dengan akulturasi tiga budaya.

Kampung ini berlokasi di Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, terbentang dari Jalan Agus Salim ke arah selatan dengan batas Kali Semarang.

Di kampung tersebut terdapat sebuah masjid yakni Masjid Jami Pekojan yang terkenal dengan bubur India sebagai menu hidangan buka puasa saat bulan Ramadhan.

Biasanya bubur ini dibagikan secara gratis kepada para jama’ah masjid sebagai hidangan buka puasa.

Pengurus dan Takmir Masjid Jami Pekojan, Ahmad Ali menjelaskan, kegiatan pembagian bubur india ini telah berlangsung selama 100 tahun lamanya. Hal tersebut rutin dilakukan setiap bulan puasa samapai malam Lebaran Idul Fitri tiba.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile Sabtu, 9 April 2022 : Jangan Lewatkan Permainan Seru Ini, Segera Update Malam Nanti

Berbeda dengan bubur pada umumnya, bubur asal India ini menggunakan rempah-rempah sebagai bahan dasar dalam pembuatannya.

Hal itulah yang membuat bubur ini berbeda dengan  bubur pada umumnya.

Setiap kali membuat bubur, pengurus masjid menghabiskan sekitar 22 kilogram beras per hari. Takaran beras sejumlah itu bisa menghasilkan 300 porsi bubur.

Bubur ini berpaduan dengan santan kental hingga rempah seperti serai, kayu manis, jahe, daun salam, wortel, onclang, dan bawang merah.

Pembuatan bubur India dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Proses masak harus selesai ketika waktu Salat Asar tiba, karena selepas Ashar, pengurus masjid harus membagikan bubur ke mangkuk.

Pengurus masjid juga menjelaskan bahwa setiap hari disajikan sebanyak 150 porsi bubur India, namun juga bisa lebih karena masyarakat kebanyakan membawa pulang bubur tersebut.

“Yang kita sajikan 150 porsi dan yang dibawa pulang bisa lebih dari itu (150 porsi). Karena masyarakat di sini banyak yang membawa pulang bubur,” kata Ali pada Kamis,7 april 2022.

Sejarah bubur India ini berawal dari para pedagang asal India yang berdagang ke Semarang. Mereka tidak hanya berdagang tapi juga berdakwah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak, Jumat 8 April 2022 : Gemini Ambil Hak Anda, Cancer Ada Banyak Dukungan Hari Ini

Selama di Semarang, mereka berdomisili di Masjid Pekojan dan sekitarnya. Maka dari itu, mereka kemudian mengajarkan masyarakat sekitar bagaimana cara membuat bubur tersebut.

“Karena sering bertemu, kita diberi tahu bumbunya atau mengajak membuat bubur India,” jelas Ali.

Penikmat bubur India, Andani, mengaku, dia kerap melahap bubur India di Masjid Pekojan. Sebab dia senang dengan aroma rempah-rempah dari bubur India.

“Gurih rasanya, dan terasa banget rempah-rempahnya,” ungkap Andani.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x