Budayawan Grobogan Berikan Penjelasan Makna Corak Kotak Hitam Putih yang Kini Berkembang Luas di Indonesia

9 Desember 2023, 17:08 WIB
Nuansa kotak hitam putih yang terlihat di Candi Joglo Semar Purwodadi. /Media Purwodadi/Hana Ratri./

Media Purwodadi – Kain warna hitam putih layaknya papan catur tidak asing kita jumpai di berbagai tempat. Tidak hanya di Pulau Bali saja, Anda bisa melihat warna kain hitam putih kotak-kotak ini saja.

 

 

Kain kotak hitam putih tersebut sudah merambah ke berbagai wilayah di Indonesia sebagai simbol sebuah rumah makan, tempat wisata atau tempat-tempat lainnya. Salah satu contoh ada di Kabupaten Grobogan.

Beberapa tempat terlihat menggunakan nuansa kain kotak hitam putih seperti di rumah makan atau tempat-tempat wisata.

Bahkan, kain hitam putih ini menjadi kostum kebudayaan setiap ada event seperti pada saat kesenian barongan tampil atau juga sebagai ikon dari suatu tempat wisata.

Baca Juga: Pohon Mindik Tumbang di Jalan Desa Nglangon, TRC BPBD Grobogan Butuh Waktu 4 Jam Lakukan Evakuasi

Candi Joglo Semar Purwodadi diklaim menggunakan tema tersebut untuk kali pertama di Grobogan. Awal buka sebagai tempat wisata lokal yang berisi tentang pembelajaran kebudayaan dan sejarah peradaban di masa lalu, Candi Joglo memang menggunakan konsep perpaduan antara budaya Bali dan Jawa Tengah.

Penggunaan kain hitam putih dengan corak kotak-kotak ini merupakan ciri khas dari Candi Joglo Semar Purwodadi tersebut. Pengelola Candi Joglo, Muhadi menjelaskan, nuansa kotak hitam puih ini memiliki makna penting.

“Sebetulnya warna-warna itu memang ada di kehidupan kita sehari-hari, namun untuk warna hitam putih bisa dikaitkan dalam bentuk spiritualitas manusia. Makna yang terkandung dari kain hitam putih ini adalah sebagai simbol kebaikan dan keburukan yang selalu ada di dunia ini,” ujar Muhadi, Sabtu 9 Desember 2023.

Muhadi menjelaskan, simbol-simbol tersebut mengajarkan kerpada manusia agar selalu taat pada Tuhan Yang Maha Esa. Muhadi sendiri tidak menampik ketika corak hitam putih ini kemudian berkembang di masyarakat luas, yang sebelumnya hanya dikenal di Pulau Bali sebagai salah satu wilayah Nusantara.

“Simbol hitam putih ini memang merupakan pengaruh dari agama Hindu, namun kemudian diakulturasi dan akhirnya menjadi simbol adat yang bisa dikenal hingga sekarang ini,” ujar Muhadi.

Tidak hanya pada tempat-tempat tertentu, Muhadi menjelaskan penggunaan kotak hitam putih juga kini dipergunakan di pohon-pohon yang ada di tempat umum. Dirinya menilai bahwa konsep tersebut dimaknai sebagai penghormatan kepada alam semesta.

Menjadi Budaya

Sebagai Budayawan, Muhadi juga menjelaskan bahwa pengkonsepan hitam putih ini setelah berawal dari agama, kemudian berkembang menjadi adat dan kini sudah membudaya. Dirinya mencontohkan pada perkembangan Candi Joglo Semar Purwodadi ini.

Baca Juga: Tepergok Potong Pohon Jati di Hutan Klambu, Warga Sukolilo Pati Ditangkap Polisi Hutan

“Awal pertama buka, kita memang menggunakan simbol hitam putih ini dengan tujuannya mengenalkan akulturasi kebudayaan pada masa lampau dan masa saat ini. Kemudian, berkembang di masyarakat luas, sehingga kini kalau kita lihat ada konsep menggunakan kotak hitam putih ini artinya sudah membudaya dan diterima oleh masyarakat,” tambah Muhadi.

Konsep itulah yang membuat strategi pemasaran Candi Joglo Semar Purwodadi semakin meluas hingga sekarang ini dikenal oleh masyarakat. Kemudian, berkembang pada obyek-obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Grobogan, sebagai salah satu contoh di kompleks wisata Embun Bening Bening Kedungombo Purwodadi dan menjadi kostum para pemain barongan setiap ada event yang diselenggarakan di Kabupaten Grobogan.

“Harapan saya ini terus dilestarikan oleh generasi muda di Grobogan dan juga di seluruh Indonesia karena simbol hitam putih ini mengajarkan bagaimana kehidupan manusia itu, ada yang baik dan ada juga yang buruk,” harap Muhadi.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler