Peringati Hari Jadi yang Pertama, KOMPAG Gelar Pengobatan Massal secara Gratis di Candi Joglo

- 13 Januari 2024, 18:12 WIB
Seorang pasien asal Semarang datang untuk mengikuti pijat relaksasi.
Seorang pasien asal Semarang datang untuk mengikuti pijat relaksasi. /Media Purwodadi/Hana Ratri./

Media Purwodadi – Dalam rangka memperingati tepat satu tahun berdiri, Komunitas Penyembuh Alternatif Grobogan (KOMPAG) mengadakan kegiatan sosial di Candi Joglo Semar Purwodadi, Sabtu 13 Januari 2024.

Kegiatan sosial yang dilaksanakan yakni mengadakan pengobatan massal secara gratis di gedung Candi Rasa, yang bertempat di kompleks Candi Joglo Semar Purwodadi.

Puluhan orang datang ke tempat ini dengan berbagai macam keluhan penyakit yang diderita mereka. Umumnya, mereka datang dari sekitar Candi Joglo Semar Purwodadi dan dari berbagai daerah di Kabupaten Grobogan.

Terlihat beberapa orang mendapatkan pengobatan dari para terapis, mulai dari detoksifikasi melalui bekam, pijat, akupuntur, hipnoterapi hingga rukyah.

Baca Juga: Dukung Program Sat Lantas, Pengurus PWI Grobogan Deklarasikan Grobogan Zero Knalpot Brong

Ketua KOMPAG, Ki Ngabehi Seto menjelaskan, dalam rangka memperingati anniversary yang pertama, kegiatan bakti sosial dilakukan oleh komunitas ini. Hal ini sesuai dengan visi misi Kompag yang anggotanya terdiri dari para terapis yang berpengalaman di bidangnya.

“Jadi ini komunitas kami yaitu Komunitas Penyembuh Alternatif Grobogan atau yang dinamakan Kompag ini sudah satu tahun berjalan. Berdiri pada Januari 2023 lalu dan isinya ada sekitar 21 anggota yang terdiri dari para terapis yang berpengalaman di bidangnya dan tentunya sudah bersertifikasi,” ujar Ki Ngabehi Seto, di sela kegiatan tersebut.

“Dalam rangka hari jadi yang pertama ini, kita gelar bakti sosial karena paguyuban kami berorientasi pada kegiatan sosial yakni pengobatan berbasis tradisional,” jelas Ki Ngabehi Seto.

Teknik pengobatan yang dilakukan anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam, seperti akupressure, rukiyah, hipnoterapi, bahkan akupuntur, mulai dari tradisional hingga yang modern.

Ki Ngabehi Seto menjelaskan, para pasien yang datang untuk pengobatan ini rata-rata masih dalam kondisi secara medis ada penyakit, terutama yang berorientasi dengan otot. Sebagian kecil mengalami gejala kecemasan atau halusinasi yang diobati dengan cara hipnoterapi.

“Rata-rata yang kita simpulkan ini mereka yang datang karena capek, ada peradangan, atau hal lain yang berhubungan dengan otot,” jelas Ki Ngabehi Seto.

Sharing

Kompag sendiri berdiri karena adanya sharing antar terapis yang ada di Kabupaten Grobogan. Ki Ngabehi Seto menjelaskan, visi misi yang sama antar terapis hingga mewujudkan adanya paguyuban yang akhirnya bernama Komunitas Penyembuh Alternatif Grobogan atau Kompag ini.

“Dulu kita sebenarnya sudah terjalin satu sama lain. Ada wadah yang dinamakan Perkumpulan Terapis Grobogan. Kemudian, seiring berjalannya waktu semakin berkembang dan setelah ada diskusi bersama, kita akhirnya sepakat mengubah nama menjadi Kompag,” jelas Ki Ngabehi Seto.

Pengobatan bekam adalah pengambilan darah kotor yang tidak berfungsi di dalam tubuh.
Pengobatan bekam adalah pengambilan darah kotor yang tidak berfungsi di dalam tubuh.

Ki Ngabehi Seto menjelaskan, para terapis yang tergabung dalam wadah ini berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Grobogan. Namun, untuk pengobatan tidak hanya berorientasi di wilayah ini saja, tetapi bisa sampai ke luar kota.

Pihaknya berharap ke depannya, Kompag ini semakin lebih baik dan bisa melakukan program-program sosial seperti kegiatan pengobatan massal gratis untuk masyarakat.

Banyak Peminat

Pengobatan massal ini diminati masyarakat dari berbagai wilayah di dalam maupun dari luar Kabupaten Grobogan. Salah satunya adalah Anwar, warga Toroh. Ia dan istrinya datang ke Candi Joglo Semar Purwodadi untuk melakukan pijat relaksasi.

“Capek karena ada kerjaan seminggu yang tidak bisa ditinggalkan. Begitu ada pengumuman ini, saya langsung ke sini. Pijat gratis tapi badan jadi enak,” jelas Anwar.

Lain halnya dengan Rahma. Perempuan yang sehari-hari sebagai pengajar dan ibu rumah tangga ini punya banyak aktivitas yang membuatnya capek dan lelah. Dirinya mencoba teknik hipnoterapi yang disediakan oleh terapis di sana.

“Baru pertama kali pakai metode hipnoterapi. Semua jadi lega, apa yang saya pikirkan, saya kemudian buang jauh-jauh supaya tidak jadi penyakit,” ujar Rahma.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x