Grobogan Krisis Budaya, Empu Gandrung: Generasi Muda Mengetahui Tanpa Memahami Kebudayaan

- 14 Oktober 2023, 11:45 WIB
Para pemuda yang tergabung dalam PMII saat membahas tentang budaya bersama Budayawan Grobogan, Muhadi.
Para pemuda yang tergabung dalam PMII saat membahas tentang budaya bersama Budayawan Grobogan, Muhadi. /Dok Candi Joglo./

Pusat Budaya

Muhadi menjelaskan, Grobogan adalah wilayah dengan segudang cerita sejarah masa lalu yang sudah dikenal masyarakat. Contohnya, Grobogan sebagai lokasi kerajaan tertua di Jawa yakni Kerajaan Medang Kamulan Ajisaka. Selain itu, munculnya sosok sesepuh Ki Ageng Tarub, Ki Ageng Getas Pendowo dan Ki Ageng Selo dan sebagainya sebagai leluhur Raja Jawa Mataram, hingga dikenal Grobogan sebagai Trah Bumi Ki Ageng.

“Hanya saja saat ini budaya Jawa kiblatnya yang paling banyak dikenal itu di Solo dan Yogyakarta. Padahal cerita sejarah masa lalu yang melatarbelakangi munculnya kerajaan Surakarta dan Yogyakarta berasal dari Grobogan . Terutama muncul banyaknya Ki Ageng yang ikut berpengaruh pada perjalanan kehidupan masyarakat wilayah Grobogan,” ujar Muhadi.

Perjalanan waktu Grobogan yang dulunya wilayah kerajaan Mataram tidak bisa berkembang pesat seperti dua wilayah tersebut, dimana hingga sekarang ini wilayah Solo dan Yogyakarta yang masih terdapat keraton dan kerajaan, masih terus ada dan berkembang sebagai simbol budaya Jawa Tengah.

“Memang dulu Grobogan menjadi wilayah dengan konsep kerajaan karena ada Kerajaan Medang Kamulan Ajisaka di situ. Grobogan seolah-seolah tenggelam sebagai saksi peradaban di masa lalu, serta muncul banyaknya tokoh-tokoh yang berjasa atas perkembangan Grobogan dimasa lalu tenggelam berkembangnya waktu karena tidak ada sistem pelestarian yang berkesinambungan." ujar Muhadi.

Pelestarian

Muhadi mengharapkan, Pemerintah Kabupaten Grobogan bisa memahami kondisi krisis budaya yang saat ini terjadi. Apalagi, kemajuan teknologi yang menggerus adab membuat generasi muda lalai terhadap lingkungannya bahkan tidak mengenal budayanya sendiri.

Baca Juga: Awas Jalur Sempit di Jalur Alternatif Selama Perbaikan Jalan Utama, Begini Imbauan Sat Lantas Polres Grobogan

“Salah satu caranya itu bisa dimulai dari museum yang ada di Grobogan. Sudah ada museumnya, dan lebih dikembangkan lagi tentang literasi budaya dan berbagai penemuan purbakalanya. Bisa dilakukan dengan cara melakukan inovasi-inovasi agar generasi muda lebih tertarik berkunjung ke museum dan lebih bisa mengenal kultur budayanya sendiri yang arif dan bijaksana seperti leluhurnya, agar generasi tidak melakukan tindakan yang kurang terpuji, seperti tawuran dan sebagainya,” ujar Muhadi.

Pelestarian terhadap museum ini bisa digerakkan dimulai dari desa masing-masing dengan melestarikan punden-punden leluhur dan mendekomentasikannya sebagai sejarah desa. Dengan demikian, generasi muda bisa mengenal kebudayaan diwilayahnya masing - masing yang ada di desanya, kemudian berkembang hingga ke tingkat Kabupaten.

Halaman:

Editor: Agung Tri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah