"Yang sekarang masih sekolah, pada 2030 sudah masuk angkatan kerja dan mungkin sudah memiliki keluarga baru. Sehingga intervensinya harus dilakukan sejak sekarang. Semua harus bergerak,” kata Edy Wuryanto yang berasal dari Fraksi PDIP Dapil III Jawa Tengah ini.
Perencanaan Keluarga
Dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, kasus stunting di Grobogan berada di angka 9,6 persen dan naik 19,3 persen di tahun 2022.
"Ini harus jadi alarm bersama untuk kita,” ujar Politisi PDI-Perjuangan tersebut.
Edy Wuryanto mengajak semua pihak untuk menguraikan masalah stunting di Grobogan. Pertama, terkait dengan pernikahan dini. Ia menerangkan pada 2021 ada 872 anak di Grobogan yang meminta dispensasi menikah sebelum waktunya.
“Padahal pernikahan usia anak atau yang belum waktunya ada banyak kekurangan. Misalnya secara reproduksi, organnya belum siap. Belum lagi bicara soal finansial dan kesiapan mentalnya dan anak yang dilahirkan berisiko stunting,” tutur Edy.
Untuk itu, Edy meminta agar sosialisasi harus masif. Ini untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait tanggungjawab dalam pernikahan.
“Menikah bukan berarti memutus tanggungjawab orang tua. Justru ketika orang tua membiarkan anak menikah dini, harus disadari akan menimbulkan masalah baru,” tambah dia.
Perhatikan Gizi Perempuan dan Ibu Hamil