Toleransi Tinggi di Penadaran Grobogan, Warga Nasrani Saling Bermaafan dengan Umat Muslim di Momen Idul Fitri

- 25 April 2023, 10:07 WIB
Silaturahmi antara umat Nasrani kepada warga Muslim di Desa Pwndaran dalam rangka Idul Fitri 1444 Hijriah.
Silaturahmi antara umat Nasrani kepada warga Muslim di Desa Pwndaran dalam rangka Idul Fitri 1444 Hijriah. /Hana Ratri

Media Purwodadi - Desa Penadaran berada di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.

Di Desa Penadaran ini ada tempat wisata rohani yakni Gua Maria Sendangjati. Mayoritas warganya beragama Nasrani dan Muslim.

Di momen Idul Fitri 1444 Hijriah, warga di Desa Penadaran ini mempunyai tradisi yang menjunjung toleransi tinggi.

Baca Juga: BMKG Informasikan Prakiraan Cuaca Kabupaten Grobogan Pada Selasa 25 April 2023, Sudah Jarang Hujan

Bagi mereka, Idul Fitri merupakan momen untuk saling memaafkan tanpa harus melihat apa agama mereka.

Umat Nasrani mengunjungi rumah tetangga mereka yang Muslim untuk silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain.

Begitu juga si pemilik rumah yang membuka pintu bagi mereka yang Nasrani untuk saling memaafkan di momen Idul Fitri 1444 Hijriah ini.

Bahkan, si pemilik rumah juga menawarkan aneka panganan kecil hingga besar yang sudah disiapkan bagi tetamu mereka.

Menurut Petrus Supomo, wakil umat Nasrani dari Gereja Katolik Santo Paulus, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun sejak nenek moyang terdahulu.

Saat momen Idul Fitri, Petrus Salomo mengungkapkan, umat Nasrani melakukan silaturahmi dalam rangka halal bihalal dengan mendatangi rumah warga yang Muslim.

“Kami dari teman teman umat Nasrani sedang bersama-sama silaturahmi, karena ini lebaran, sesuai dengan adat kebiasaan umat di Desa Penadaran ini, kami umat Nasrani melakukan kunjungan ke rekan-rekan umat muslim," kata Petrus.

"Begitu juga kalau kami merayakan Natalan, mereka yang Muslim bergantian datang ke rumah kami," ujarnya.

Petrus menambahkan, tradisi tersebut bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan, kekeluargaan, dan menjaga toleransi kebersamaan antar umat beragama di Desa Penadaran.

“Di sini toleransinya sangat tinggi. kebersamaan, saling membantu tanpa membedakan agama. yang jelas selalu bersama sama," jelasnya.

Petrus menjelaskan, toleransi tinggi yang ditanamkan di Desa Penadaran bisa menjadi role model untuk wilayah lain, dimana kebersamaan membaur menjadi kondisi yang aman, tenteram dan nyaman.

"Tradisi model seperti ini menjadi model yang lain, inilah kebersamaan,ini membuat kita aman, tentram, damai,rukun, dan kita pun nyaman,” tutur Petrus.

Gua Maria Sendang Jati di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug yang menjadi salah satu wisata rohani Katolik di desa ini.
Gua Maria Sendang Jati di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug yang menjadi salah satu wisata rohani Katolik di desa ini. Hana Ratri


Sementara H Sawiji, tokoh agama setempat mengatakan, tradisi tersebut sudah turun temurun sejak nenek moyang yang ada di Desa Penadaran.

Tradisi silaturahmi warga Nasrani dengan warga Muslim sudah menjadi rutinitas setiap hari raya Idul Fitri maupun saat Natal.

“Tradisi tersebut sudah terjalin sejak tahun 1965. Bisa kita lihat, lokasi Gereja Katolik Santo Petrus yang berdampingan dengan Masjid Jami’ Al Mualimin," jelasnya.

Baca Juga: Kapolres Grobogan Koordinasi Langsung dengan Kapolsek Kemusu Antisipasi Lonjakan Pengunjung Wisata Kedungombo

"Kami menyambut baik, ini untuk melanjutkan tradisi nenek moyang yang sudah lama terbina untuk saling mengunjungi,” ujar Sawiji.

Sementara, Kades Penadaran Sholehatul Ridho berharap, tradisi yang ada di desa Penadaran perlu dilestarikan untuk menjaga toleransi dan kebersamaan antar umat beragama.

“Ini wajib dipertahankan, karena tradisi seperti ini jarang. Dan ini perlu kita pertahankan kerukunan antar umat beragama di Desa Penadaran, secara umum perlu ditiru umat beragama di daerah lain yang ada di Indonesia,” ungkap Sholehatul Ridho.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah