Latih Kemandirian Sekaligus Lestarikan Budaya, Para Pemuda Difabel di Grobogan Ikuti Pelatihan Buat Batik

- 20 Agustus 2022, 18:29 WIB
Para anggota Difabel melakukan praktik membatik dengan menggunakan canting berisi malam.
Para anggota Difabel melakukan praktik membatik dengan menggunakan canting berisi malam. /dok Media Purwodadi / Hana Ratri

Media Purwodadi – Para penyandang difabel yang bergabung dalam Forum Komunitas Difabel Grobogan (FKDG) mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan membuat kerajinan batik, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Sebanyak 50 penyandang difabel di Kabupaten Grobogan ini terlihat mengamati secara detail penjelasan Wati dari PKBM Basmalah, yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut.

Bertempat di Rumah Makan Soy Bean Toroh, para penyandang difabel ini mengikuti pemberian materi teori yang diajarkan oleh Wati sebelum praktik membuat batik langsung.

Baca Juga: Kode Redeem Clash of Clans, Sabtu, 20 Agustus 2022 : Semangat Klaim Kodenya, Jangan Lupa Mainkan

Rupanya untuk membuat kerajinan batik ini mempunyai proses yang sangat lama, karena harus membuat pola, kemudian membatik dengan menggunakan lilin dan canting.

Setelah itu, kain harus dijemur hingga benar-benar kering, setelah itu baru dilakukan proses pencucian dan kembali dijemur hingga kering.

Selain pola yang cantik, Wati menerangkan batik yang bagus adalah corak warnanya juga terlihat bagus.

“Jadi sebenarnya teorinya mudah, hanya saja prosesnya sangat lama untuk membuat batik. Kalau panasnya cetar, bisa sampai dua hari jadi. Ini pengalaman pertama buat saya melatih para difabel dan harapannya ke depan mereka bisa menjadi lebih mandiri,” ujar Wati.

Acara workshop dan pelatihan kerajinan batik ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disporabudpar) Kabupaten Grobogan, Ngadino.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) secara virtual untuk melihat langsung bagaimana para penyandang difabel yang tergabung dalam FKDG ini serius mengikuti pelatihan membuat batik.

Kegiatan workshop dan pelatihan membatik ini dilakukan selama dua hari di Aula RM Soy Bean, Toroh, yakni pada Sabtu-Minggu, 20-21 Agustus 2022.

Ketua Forum Komunitas Difabel Grobogan (FKDG) Waluyo menjelaskan, sebanyak 50 penyandang difabel dari berbagai wilayah di Kabupaten Grobogan mengikuti pelatihan membuat kerajinan batik ini.

“Seluruh wilayah di Kabupaten Grobogan. Paling jauh dari wilayah barat ada dari Kecamatan Tanggungharjo. Untuk yang wilayah timur paling jauh dari Kecamatan Kradenan,” jelas Waluyo.

Waluyo membeberkan kegiatan workshop dan pelatihan membuat batik ini merupakan bantuan dari Kemenpora RI untuk para difabel yang ada di Kabupaten Grobogan melalui Disporabudpar Kabupaten Grobogan.

“Yang ikut pelatihan ini umumnya adalah mereka yang usianya di bawah 30 tahun. Mereka ini masih muda-muda. Ada yang tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa yang ikut dalam pelatihan ini,” ungkap Waluyo.

Waluyo berharap dengan kegiatan pelatihan ini, bagi penyandang difabel yang masih berusia muda ini mempunyai pengalaman baru dan ke depan dengan belajar membuat batik ini, mereka semakin termotivasi untuk membuat sesuatu yang baru.

“Harapannya supaya mereka semakin hari semakin mandiri, namun produktif dan bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dengan kegiatan yang positif, tetapi dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya,” ujar Waluyo yang juga penyandang difabel tersebut.

Sementara itu, Kepala Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Ngadino mengapresiasi kegiatan workshop dan pelatihan membuat batik ini kepada para difabel.

Baca Juga: Kode Redeem Game Point Blank Zepetto Sabtu, 20 Agustus 2022 : Lakukan Permainan Ini, Jangan Sampai Ketinggala

“Kami dari Disporabudpar Grobogan tentunya sangat bangga dengan adanya kegiatan ini. Mereka para peserta ini masih muda dan harapan kami dengan keterampilan yang mereka dapatkan ini bisa membawa mereka kepada kemandirian,” ujar Ngadino.

Ngadino juga berharap, dengan pelatihan membuat batik ini juga diharapkan bisa mengajarkan para peserta workshop ini untuk melestarikan budaya Indonesia. Pasalnya, batik adalah salah satu aset budaya Indonesia yang harus turun temurun untuk dilestarikan.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah