Media Purwodadi – Desa Banjarejo yang berada di Kabupaten Grobogan tengah mempersiapkan museum lapangan yang nantinya akan menjadi tempat penyimpanan benda-benda fosil yang ditemukan di desa tersebut.
Saat ini, Pemerintah Desa Banjarejo yang berada di Kecamatan Gabus ini tengah mempertimbangkan nama museum lapangan dari BPSMP Sangiran.
Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik menyebutkan jika usulan BPSMP Sangiran terkait nama museum lapangan ini yaitu Museum Lapangan Gajah Sendang Gandri.
Baca Juga: Kode Redeem ML Sabtu, 9 Juli 2022: Update Terbaru Pagi Ini, Dapatkan Hadiah Menarik dari Moonton
“Usulan namanya yaitu museum lapangan Gajah Sendang Gandri dari teman-teman BPSMP Sangiran dan saya sudah setujui,” kata Taufik, sapaan akrabnya kepada wartawan, Jumat, 8 Juli 2022.
Pembangunan museum lapangan terus berjalan di Dusun Kuwojo, Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan. Menurut Taufik, saat ini tengah melakukan tahap pengembalian replika fosil.
Pengembalian replika fosil ini bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait, seperti Pemkab Grobogan, BPSMP Sangiran, Museum Geologi Bandung dan Institut Teknologi Bandung dengan anggaran Rp94 juta.
“Pengembalian replika fosil ini bekerja sama dengan Pemkab Grobogan, BPSMP Sangiran, Museum Geologi Bandung, dan Institut Teknologi Bandung. Anggaran pengembalian fosil itu dari Pemkab sebesar Rp 94 juta,” sebut Taufik.
Di sisi lain, Pamong Budaya Ahli Muda BPSMP Sangiran, Wahyu Widianta menyebutkan nama museum lapangan Gajah Sendang Gandri ini hanya sebatas usulan dan masih perlu adanya diskusi dengan sejumlah pihak terkait.
Pihaknya sedang memfokuskan untuk proses pembangunan museum lapangan yang saat ini tahapannya baru selesai pengecoran lantai.
Baca Juga: Timnas Indonesia U19 Bantai Timnas Filipina U19, Perubahan Strategi Jitu Shin Tae-yong Berbuah Manis
Setelah pengecoran, proses selanjutnya yaitu melakukan pencetakan tempat untuk fosil asli. Jadi, tidak hanya fosil replika saja yang akan diletakkan pada museum lapangan tersebut.
“Beberapa fosil asli akan kita masukkan. Nanti banyak yang replika yang dipasang,” kata Wahyu.
Seperti yang diketahui, Desa Banjarejo sebelumnya memiliki museum untuk menyimpan fosil yang berada di Balai Desa Banjarejo. Rencananya, dua museum tersebut akan diresmikan secara bersamaan.***