Pernah Dapat Ejekan Jadi TKW, Anak Penjual Singkong Goreng di Grobogan Ini Buktikan Bisa Lolos Seleksi Polwan

26 Mei 2023, 18:23 WIB
Luthfi saat membantu ayahnya berjualan singkong keju. /Humas Polres Grobogan.

Media Purwodadi - Sosok Luthfi Febri Maharani bisa jadi inspiratif bagi anak muda di Kabupaten Grobogan.

Semula perempuan asal Karangrayung, Grobogan, ini mendapatkan ejekan tetangga bahwa tidak mampu menjadi Polwan.

Bahkan, para tetangga menyarankan Luthfi Febri Maharani lebih baik jadi Tenaga Kerja Wanita atau TKW di luar negeri saja.

Baca Juga: Beredar di Media Sosial Pengendara Motor Terguling Saat Lintasi Jembatan, Ini Kata Kapolsek Tawangharjo

Namun, anak penjual singkong goreng ini bertekad kuat menjadi Polwan dengan keyakinan penuh.

Sempat gagal empat kali, akhirnya Luthfi Febri Maharani lolos seleksi Polwan melalui jalur Rekrutmen Proaktif Hafiz Quran.

Luthfi Febri Maharani memang memiliki latar belakang kompetensi menghafal Al Quran.

Perjuangannya menjadi Polwan bermodalkan hafalan Al Quran yang membuatnya lolos seleksi dan berhak melanjutkan pendidikan Sepolwan.

Luthfi Febri Maharani bersujud syukur atas keberhasilannya lolos seleksi masuk menjadi Polwan.

Dengan kemampuannya menghafal Al Quran, putri dari pasangan Mahmud Setiawan dan Sri tidak berhenti bersyukur.

"Iya tentunya senang. Ada rasa terharu dan tidak menyangka saja kalau saya bisa lolos seleksi bintara Polri jalur Rekpro dengan prestasi yang saya miliki," ujar Luthfi kepada Media Purwodadi, Jumat, 26 Mei 2023.

"Alhamdulillah dengan doa dari kedua orang tua, usaha,kemampuan, dan kemauan yang saya miliki membuat saya yakin untuk mendaftar," ungkap Luthfi.

Luthfi mengaku, banyak opini publik yang menyatakan jika masuk polisi harus sedia uang yang cukup banyak untuk pendidikan.

"Sampai akhirnya, saya sendiri mengalami dan bisa mematahkan opini tersebut bahwa penerimaan bintara polri benar-benar Bersih, Transparan, Akuntable dan Humanis," ungkap Luthfi.

Empat kali gagal lolos masuk Polri, Luthfi mengaku usahanya tidak hanya pada kepolisian saja. Dirinya juga mencoba untuk seleksi kedinasan lainnya.

"Selain Bintara Polri PTU sebanyak dua kali, saya juga pernah coba tes di TNI AD satu kali. Kemudian di Polsuspas, PT KAI, dan Pertamina sebanyak sekali. Semua gagal," ujar Luthfi.

Selain itu, Poltekim dia pernah mencoba dua kali. Seleksi Bintara Polri Rekpro sendiri sudah dicobanya dua kali dan akhirnya berhasil lolos seleksi di tahun 2023.

"Selama menunggu seleksi saya pergunakan untuk membantu orang tua dirumah dan sering kali saya ikut berjualan singkong goreng bersama Bapak dari jam 15.00-21.00," ujar Luthfi, yang menggelar dagangannya di Pasar Gubug.

Selama menunggu seleksi, dirinya juga masih menyempatkan diri untuk bisa berlatih fisik seperti lari, push up, sit up, pul up. Kemudian, dirinya juga belajar soal-soal akademik dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan guna menghadapi seleksi.

"Mencoba ikut seleksi di berbagai instansi, pada seleksi kesepuluh ini, Ahamdulillah, saya diterima pada Rekrutmen Bintara Polri Jalur Rekpro Kategori Talent scouting Non Akademik Hafidz Qur'an TA 2023," ujarnya.

Berkat Doa Orang Tua

Usai lulus MAN Demak, Luthfi mencoba melamar di kedinasan. Lantaran gagal, sang ayah menyarankan agar putrinya ini membekali diri dengan Al Quran.

Ia meminta sang putri untuk masuk Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kabupaten Wonosobo.

"Saya sampaikan ke dia, kamu kalau mau mendaftar polisi, saya tidak mau kalau harus membayar dengan menggunakan uang," ujar Mahmud Setiawan dengan bahasa Jawa.

Dukungan doa keluarga menjadikan Luthfi tidak berputus asa meraih cita cita menjadi Polwan. dok pribadi Luthfi Febri Maharani

"Saya tidak punya uang. Kamu mendaftar sebagai anggota Polisi membawa Al Quran, kalau memang mau mendaftar, jangan memakai uang," tambahnya.

Mahmud Setiawan bersyukur akhirnya sang putri lolos seleksi dan siap menempuh pendidikan Sepolwan di Jakarta.

"Ini sudah rejeki, bisa menjadi anggota polisi gratis. Saya mengeluarkan uang hanya untuk fotocopy, foto dan biaya perjalanan untuk membeli BBM selama pendaftaran anak saya, totalnya kurang lebih Rp100 ribu," ujar Wawan, sapaan akrabnya.

Sindiran Tetangga Jadikan Motivasi

Luthfi mengakui beberapa kegagalan yang dialaminya tidak sedikit orang di sekitarnya meremehkan.

"Bahkan ada yang sampai menghina kalau anak penjual singkong tidak akan bisa menjadi anggota polri dan ada yg sampai menyarankan untuk mendaftar menjadi TKW karena sayang umur jika harus capek-capek mendaftar kedinasan berkali kali tetapi gagal," ungkap Luthfi.

Sempat sedih, namun Luthfi tak berhenti untuk berjuang meraih cita citanya menjadi Polwan. Dirinya yakin, bisa meraih cita cita tersebut dan memberikan kebahagiaan untuk orang tuanya.

"Dengan doa, usaha, ikhtiar dan tawakal, saya yakin siapapun bisa menjadi apapun. Saya tidak ingin membuktikan apapun kepada siapapun tetapi saya hanya ingin menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri," tambahnya.

Baca Juga: Diduga Sakit, Seorang Pria di Grobogan Ini Ditemukan Meninggal Dunia di Kompleks Taman

Harapan Besar

Luthfi mengungkapkan, dirinya punya harapan besar setelah menjadi anggota Polri nantinya. Dirinya mengatakan siap melayani masyarakat ke depan.

"Setelah menjadi anggota Polri nantinya, saya ingin menjadi seorang anggota polri yang siap melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat," jelas alumnus MTsN 1 Grobogan ini.

"Bisa berguna bagi sesama dan bisa mengharumkan instansi kepolisian dengan prestasi yang saya miliki," tutupnya.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler