Sembilan Alasan Angkutan Plat Hitam dari Grobogan ke Jabodetabek Terus Beroperasi. Nomor Lima Bikin Ngregel

7 Agustus 2021, 16:45 WIB
Djoko Setijowarno ungkap sembilan alasan angkutan plat hitam dari Grobogan ke Jabodetabek terus beroperasi. Nomor lima bikin ngregel /Media Purwodadi/ dokumen Djoko Setijowarno/

Media Purwodadi- Selama masa pendemi Covid-19, jumlah angkutan plat hitam dari Kabupaten Grobogan ke sejumlah Provinsi terus beroperasional.

Angkutan dari sejumlah daerah di Kabupaten Grobogan, muncul bahkan banyak ditawarkan secara terbuka di media sosial (medsos).

Tawaran angkutan plat hitam dari Kabupaten Grobogan di medsos tidak sebatas rute Grobogan Jakarta, Bogor, Tanggerang dan bekasi (Jabodetabek) namun juga sejumlah daerah di Jawa Timur.

Pertama operasional angkutan plat hitam meningkat, karena armada bus yang melayani sempat dikarantina dan diarang operasi sedang permintaan pasar masih cukup tinggi.

Baca Juga: Gibran Dapat Intruksi Pasang Baliho, Ganjar Mengaku Belum Dapat Perintah Pasang Baliho Puan Maharani

Kedua karena beroperasi secara liar sehingga plat hitam tidak harus melayani rute tertentu. Bahan, tidak jarang mereka beroperasi berdasar order dari penumpang.

Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), kepada Mediapurwodadi.Pikiran-rakyat.com, Sabtu 7 Agustus 2021 menjelaskan, ada sembilan alasan angkutan plat hitam yang sudah ada sejak lama menjamur saat pendemi Covid-19.

Namun, jumlahnya meningkat paska pendemi Covid-19 melanda Indonesia. Bahkan, operasional lebih berani terbuka dengan menawarkan melalui medsos.

Kedua karena beroperasi secara liar sehingga plat hitam tidak harus melayani rute tertentu. Bahan, tidak jarang mereka beroperasi berdasar order dari penumpang.

Baca Juga: Masuk Rutan Purwodadi, Tahanan Pelaku Kriminal di Grobogan Harus Sudah Suntik Vaksin

“Mereka banyak melayani Purwodadi-Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi. Tepatnya Purwodadi-Jabodetabek,” ungkap Djoko Setijowarno.

Di Kabupaten Grobogan, menuru dosen Fakultas Teknik Unika Sugijapranata, Semarang market plat hitam makin melebar dan diminati masyarakat. Kondisi ini disebabkan lelulintas orang dan barang dari Grobogan ke Jabotabek sangat tinggi.

“Banyak orang yang kerja di sektor informal khususnya kontruksi. Mereka kerja tidak jarang seminggu atau dua minggu sekali puang di akhir pekan. Sejak ada tol Grobogan-Jabodetabek perjalanan sekitar 6 hingga 7 jam sudah sampai maka mereka tidak jarang juga pulang,” ungkapnya.

Baca Juga: Ajakan Walikota Semarang Hendrar Prihadi Naik Angkutan Umum Disambut Baik Manajemen Gojek

Tidak itu saja, operasional plat hitam mirip dengan trevel berangkat secara rombongan dengan jumlah minimal tertentu penumpang bahkan bisa dijemput di depan rumah atau minimal kampung atau desa tempat tinggal.

“Kondisi ini membuat pasar angkutan resmi seperti bus terkikis. Karena bus harus berangkat dari terminal yang jaraknya jauh dari desa,” tambahnya.

Terminal bus di jalur barat Grobogan ada terminal sementara di bekas stasiun Godong dan terminal Bus Gubug.

“Jika ditempuh dari Karangrayung tentu jaraknya cukup jauh dan perlu ongkos. Gubug jika diakses dari Taggungharjo atau Kedungjati antara lima hingga 10 kilometer itu biayanya cukup tinggi. Hal ini membuat pasar angkutan plat hitam meningkat karena mereka melayani hingga door to door,” imbuhnya.

Baca Juga: Ayo. Pemerintah Kembali Bantu Masyarakat. Berikut Cara Daftar Bantuan BPUM 2021

Budi, warga Grobogan mengaku tidak jarang mereka berangkat kerja proyek ke Jakarta memilih plat hitam karena berangkat secara rombongan.

Baru jika pulang lebih banyak naik bus karena kadang pulang sendiri sehingga harus ke terminal.

“Naik plat hitam juga bisa bayar di Jakarta jadi bisa juga dibayari bos baru dipotongkan gaji,” tambahnya.

Angkutan plat Hitam, imbuh Djoko Stijowarno, dalam pengoperasionalannya kurang menguntungkan di sisi penumpang dan pemerintah.

Baca Juga: Resep Mudah Membuat Klepon, Jajanan Pasar khas Jawa Tengah yang Bikin Sensasi Lumer di Lidah

“Plat hitam jika membayar di jalan tidak masuk pemerintah. Jika sampai ada petugas yang minta uang tertentu hanya akan masuk oknum dan bukan pemerintah. Di sisi lain, penumpang tidak dapat jaminan karena plat hitam tidak ada asuransinya beda dengan angkutan resmi,” imbuhnya.

Djoko Setijowarno merangkum sembilan alasan peningkatan operasional angkutan plat hitam rute Grobogan-Jabodetabek

  1. Bus sempat diberlakukan karantina dan sempat tidak boleh operasional
  2. Jika berangkat rombongan rute bebas berdasarkan order
  3. Pasar jalur Grobogan-Jabodetabek khususnya pekerja informal bidang kontruksi tetap ada
  4. Plat hitam dijemput di desa bahkan di depan rumah, naik bus harus ke terminal dengan jarak tempuh lebih jauh
  5. Bisa bayar ditempat tujuan, penumpang non formal bisa dapat subsidi dari bos borong
  6. Berangkat rombongan dengan warga satu desa atau minimal satu proyek
  7. Plat hitam biaya lebih ringan karena tidak ada asuransi, angkutan resmi dapat asuransi
  8. Resiko sakit besar karena tanpa pengawasan kesehatan seperti swab dan repid antigen
  9. Bisa berangkat kapanpun karena tidak mensyaratkan rapid, swab bahkan vaksinasi

Sembilan alasan angkutan plat hitam dari Grobogan ke Jabodetabek terus beroperasi. Nomor lima bikin ngregel.***

Editor: Wahyu Prabowo

Tags

Terkini

Terpopuler