Mahasiswa KKN Universitas Semarang Dorong Ide Kreatif Pemanfaatan Potensi Desa

20 Juni 2021, 19:49 WIB
Rafika Tri usai memberikan pelatihan UMKM dengan menggandeng anak muda Desa Tambakselo. /Rafika Tri/


Media Purwodadi - Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan konsep Back to Village III, menjadi salah satu alternatif pelaksanakan kurikulum masing-masing program studi di Universitas Semarang selama masa pandemi.

Rafika Tri Wahyuningtyas, merupakan salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan.

Rafika Tri Wahyuningtyas melaksanakan program kegiatan KKN –BV III di Dusun Krajan RT 05 RW 04 Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari.

Baca Juga: Personel Senkom Mitra Polri Jateng Dilatih Menjadi Tracer Covid-19

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukannya itu mengambil tema ‘Memanfaatkan Potensi Desa dengan Memberikan Pelatihan dan Pengembangan Unit Mikro Kecil Menengah’ pada 12-13 Juni 2021.

“Kebetulan orang tua saya mempunyai usaha rumahan yaitu menjual racikan kering buah mahkota. Dalam penjualannya, hanya pada saat ada yang hendak membeli saja. Pemasarannya kurang maksimal, sebab masyarakat sekitar belum terlalu mengenal buah Mahkota Dewa ini,” ujar Rafika Tri Wahyuningtyas.

Rafika Tri Wahyuningtyas, langsung melakukan strategi untuk memasarkan buah Mahkota Dewa ini sehingga bisa dikenal masyarakat pedesaan Tambakselo tersebut.

“Alhamdulilah, strategi pemasaran yang dilakukan Rafika Tri ini sangat membantu. Selain memberikan feedback juga dapat mengembangkan usaha rumahan yang selama ini saya jalani. Saya membina mahasiswa seperti Rafika agar menjadi seorang inovator melalui KKN ini,” jelas Rusiyani, pemilik usaha Mahkota Dewa ini.

Baca Juga: Sembako Kena Pajak, Ini Penjelasan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Selain mengembangkan usaha milik ibunya, Rafika juga memberikan pelatihan UMKM kepada anak-anak muda di Desa Tambakselo.

Potensi desa yang kurang dimanfaatkan, menjadi jalan Rafika melatih UMKM kepada anak-anak muda dengan berinovasi membuat cemilan yang berbahan baku pelepah pisang.

“Mayoritas orang-orang menanam pohon pisang, karena banyak kegunaan dan manfaat dari semua bagian pohon pisang,” alasan Rafika.

Dengan adanya pelatihan UMKM membuat inovasi olahan keripik pelepah pisang, Rafika memanfaatkan ilmu yang didapat dari para dosennya selama ini.

Rafika memberikan pengarahan mulai dari strategi pemasaran serta penerapannya pada digital marketing kepada para anak muda.

Dari pelatihan ini, Rima Widayati (20), salah satu peserta menanggapi semua penjelasan Rafika Tri. Menurut dia, selama ini tidak pernah mengerti bahwa pelepah pisang bisa dibuat menjadi keripik.

“Baru tahu kalau keripik dari pelepah pisang dapat menghasilkan nilai ekonomi dan menjadi salah satu usaha yang tidak bermodal banyak pengeluaran.” Ujar Rima.

Rafika Tri Wahyuningtyas memaparkan pelaksanaan program KKN –BV ini dibutuhkan komitmen dari semua pihak agar tujuan kegiatan dapat tercapai dengan baik.

Pihak yang dimaksudkan Rafika yakni mahasiswa, DPL, panitia, LPPM, unsur pimpinan fakultas dan unsur pimpinan universitas serta unsur yayasan, terkait kegiatan ini berhubungan dengan kebijakan Pemerintah dalam rangka memutus rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.***

Editor: Agung Tri Wibowo

Tags

Terkini

Terpopuler