Kapal RSA dr Lie Dharmawan Karam, Selamat Jalan Bahenol..

- 19 Juni 2021, 18:32 WIB
Dr Lie Dharmawan saat di atas kapal yang dijadikan rumah sakit apung sebelum dikabarkan karam Rabu 16 Juni 2021.
Dr Lie Dharmawan saat di atas kapal yang dijadikan rumah sakit apung sebelum dikabarkan karam Rabu 16 Juni 2021. /instagram dr Lie Dharmawan/

Media Purwodadi – Sebuah kapal kayu yang dipergunakan sebagai Rumah Sakit Apung (RSA) Dr Lie Dharmawan dikabarkan karam di perairan Selat Sape, NTB, Rabu 16 Juni 2021.
Kabar karamnya kapal RSA dr Lie Dharmawan ini disampaikan lewat akun instagram @doctorSHARE, Jumat 18 Juni 2021.

Kapal tersebut karam usai memberikan pelayanan medis di Pulau Semau, Kupang, Nusa Tenggara Tenau. Sebelum karam, kapal RSA dr Lie Dharmawan ini bertolak dari Pelabuhan Tenau-Kupang menuju Torano, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian karamnya kapal yang akrab disebut Bahenol ini. Enam orang ABK, termasuk kapten selamat dari musibah tersebut.

Dalam postingan tersebut, dr Lie Dharmawan berterima kasih kepada KM Niki Sae yang telah menyelamatkan RSA dr Lie Dharmawan dengan mengambil para kru dokter berikut kaptennya dari tengah laut dan membawa mereka berlayar menuju ke Surabaya.

“RS dr Lie Dharmawan isinya tercetus ketika melihat penderitaan saudara-saudara kita yang berada di daerah terpencil terluar dan terjauh, yang tidak punya akses pelayanan medis sebagaimana yang mereka dambakan. Lalu, lahirlah ide untuk membuat rumah sakit di atas kapal agar kami bisa menjangkau mereka yang membutuhkan,” ujar dr Lie Dharmawan, saat menceritakan awal pembentukan RSA dr Lie Dharmawan ini.

Baca Juga: Tentang Capres 2024, Relawan Seknas Jokowi Diminta ‘Ojo Kesusu’

Pada awalnya, rumah sakit apung ini dibangun dengan dana yang besar. Namun, karena tak punya banyak dana, akhirnya membeli sebuah kapal bekas berukuran 23,5 meter x 6,5 meter dan dirombak secara perlahan menjadi RSA dr Lie Dharmawan.

Bak rumah sakit sesungguhnya, di rumah sakit apung ini dilengkapi berbagai macam fasilitas penunjang seperti laboratorium, kamar bedah, ruang perawatan dan dalam tempo 13 tahun, rumah sakit apung ini sudah memberikan pelayanan medis kepada 100-200 ribu orang dengan ribuan tindakan pembedahan mayor dan minor.

“Telah banyak ibu-ibu bersalin di atas kapal ini. Baik yang bersalin secara natural maupun dengan bantuan operasi sesar. Dengan tenggelamnya rumah sakit apung ini, bukan berarti kita akan menghentikan pelayanan kita,” jelas dr Lie.

“Tapi kita akan menggantikannya dengan sebuah rumah sakit apung lainnya dan kita akan tetap memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan tekad ini tetap semangat ini tetap menyala dan tidak akan berubah sampai apa yang kita cita-citakan bersama yaitu hadirnya sila kelima Pancasila (untuk) Negara Kesatuan Republik Indonesia,” lanjut dia.

Baca Juga: Personel Senkom Mitra Polri Jateng Dilatih Menjadi Tracer Covid-19

Di akhir perrnyataannya, dr Lie Dharmawan mengucapkan selamat jalan untuk kapal yang telah berjasa selama belasan tahun memberikan misi pelayanan kesehatan untuk warga di daerah terpencil. Kapal RSA ini juga dikenal warga dengan sebutan Kapal Bahenol.

“Izinkanlah, saya mengucapkan selamat jalan, Bahenol. Selama belasan tahun dalam setiap misi yang kita lakukan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Beristirahatlah kau di tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan. Terima kasih,” ungkap dr Lie.

“Terima kasih juga kepada setiap pihak kepada telah ikut membantu membesarkan. Dokter-dokter, baik yang mulai dari awal hingga akhir ini yang semula dianggap sebagai sebuah ide yang tak mungkin dilakukan, ternyata sangat efektif untuk memberikan pelayanan medis kepada saudara-saudara kita dalam bentuk rumah sakit apung, mengingat negara kita adalah sebuah negara kepulauan yang akan negara kepulauan terbesar di dunia. Terima kasih sekali lagi dan sampai jumpa di atas rumah sakit apung kita yang baru,” ujar dr. Lie.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x