Adolf Hitler, Diktator Pemimpin Nazi Jerman Yang Doktrinnya Ditiru Terdakwa Kekerasan Seksual JEP di SMA SPI

- 15 Juli 2022, 22:21 WIB
Adolf Hitler, Diktator Pemimpin Nazi Jerman Yang Doktrinnya Ditiru Terdakwa Kekerasan Seksual JEP di SMA SPI
Adolf Hitler, Diktator Pemimpin Nazi Jerman Yang Doktrinnya Ditiru Terdakwa Kekerasan Seksual JEP di SMA SPI /


Media Purwodadi – Nama Adolf Hitler seorang diktator yang juga merupakan pemimpin Nazi Jerman kembali ramai diperbincangkan publik.

Hal tersebut terjadi lantaran Adolf Hitler dalam beberapa hari terakhir dikait-kaitkan dengan kasus kekerasan seksual yang terjadi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI).

Cara doktrin yang dilakukan JEP, terdakwa kasus kekerasan seksual yang juga pendiri SMA SPI kepada para siswinya mirip dengan cara yang dilakukan Adolf Hitler saat mendoktrin rakyat Jerman.

Baca Juga: Bersiwak Cara Mudah Memijat Rongga Mulut, Ini Manfaatnya Menurut dr Zaidul Akbar

Diduga, JEP selama ini melakukan doktrin tersebut bertujuan untuk membungakam siswa-siswinya yang menjadi korban kekerasan seksual agar tidak buka mulut.

Lantas, seperti apa cara Adolf Hitler mendoktrin masyarakat Jerman kala itu sehingga dia mampu menciptakan pasukan yang mematikan, ganas serta setia kepadanya.

Adolf Hitler pada jaman dahulu, menjadikan rakyat Jerman, utamanya kalangan muda sebagai sasaran doktrin mulai tahun 1920an.

Dengan kepolosan cara pikir anak muda di Jerman saat itu, Hitler menanamkan berbagai pesan propaganda ke alam bawah sadar mereka.

Hasilnya, jutaan pemuda di Jerman mengikuti ajaran doktrin Nazi mulai dari kelas-kelas di sekolah hingga ke kegiatan ekstrakurikuler.

Pada 1933, organisasi sayap Partai Nazi, tempat Adolf Hitler berkuasa, telah diikuti oleh lebih dari 100.000 orang pemuda-pemudi Jerman.

Akhir tahun 1933, jumlah tersebut membengkak menjadi lebih dari 2 juta orang muda-mudi Jerman aktif dalam organisasi sayap Partai Nazi.

Pada tahun 1936, Nazi membubarkan semua gerakan pemuda, organisasi maupun perkumpulan pemuda di Jerman termasuk Pramuka.

Mereka lalu para pemuda tersebut untuk bergabung Pemuda Hitler (program paramiliter yang didirikan Partai Nazi untuk anak-anak muda).

Baca Juga: Ustadz Anwar Zahid Berikan Pesan Khusus Pasca Ijab Kabul Via Vallen dan Chevra Yolandi, Begini Isinya

Dan untuk pemuda yang menolak bergabung dengan Pemuda Hitler akan langsung diasingkan dan mendapat hukuman.
 
Keberadaan organisasi Kelompok Pemuda Hitler sangat berjasa bagi Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Tidak hanya memungkinkan mereka untuk mendoktrin para pemuda Jerman, tapi juga membuat anak-anak lepas dari pengaruh orang tua yang melawan rezim Nazi.

Partai Nazi tahu bahwa ada beberapa keluarga yang tidak terpengaruh kekuasaan politik dan itu bisa menjadi penghalang tujuan mereka.

Dengan adanya organisasi Pemuda Hitler dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menanamkan ideologi Hitler ke tiap-tiap keluarga tersebut.

Meskipun Pramuka telah dilarang, namun ada beberapa aktivitas dan tradisi gerakan yang dilestarikan Pemuda Hitler.

Mereka melakukan kegiatan khas Pramuka seperti berkemah, bernyanyi, membuat kerajinan tangan dan mendaki gunung.

Para anggota Pemuda Hitler berkemah pada musim panas, mengenakan seragam, membacakan sumpah, dan bercerita saat malam api unggun.

Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan yang dilakukan banyak mengalami perubahan.  Bagi kelompok laki-laki lebih mirip sebagai pasukan militer.

Nazi memberlakukan wajib militer kepada anggota Pemuda Hitler dan melatih mereka cara menggunakan senjata serta bertahan hidup.

Baca Juga: Menikah Dengan Chevra Yolandi, Via Vallen Jelaskan Makna Mas Kawin Serba Angka 15 dan 7

Pada 1945, di mana saat itu perang semakin memanas, pemimpin Nazi mulai merekrut lebih banyak anak-anak dan umurnya pun semakin muda.

Bahkan, Nazi mengeluarkan mereka dari sekolah dan mengirimnya ke garda terdepan peperangan. Anak-anak tanpa pengalaman tersebut disiapkan untuk misi bunuh diri.

Ada doktrin propaganda yang sangat besar dalam Pemuda Hitler membuat para anggota sangat setia kepada Hitler.

Gaya bicara Adolf Hitler yang memukau di atas panggung menjadi kunci utama kesuksesan proses doktrinasi pemuda-pemudi di Jerman kala itu.

Pemuda-pemudi yang terus dicekoki ideologi Nazi akhirnya menjadi prajurit yang patuh, fanatik serta berbahaya.

Alfons Heck, mantan anggota Pemuda Hitler mengatakan, ia sangat tergila-gila pada organisasi tersebut.

Bahkan saat menjadi anggota Pemuda Hitler, dirinya selalu tak sabar berbaris, bernyanyi, dan menghadiri rapat bersama mereka.

“Saya adalah milik Adolf Hitler, jiwa dan raga,” ujar Heck kepada Boston Globe pada 1980. Perlu waktu bertahun-tahun bagi Heck untuk lepas dari indoktrinasi Hitler bahkan setelah Perang Dunia II berakhir.  

Namun, setelah perang, Pemuda Hitler kemudian dibubarkan. Hingga kini, organisasi tersebut dianggap sebagai salah satu gambaran Nazi yang paling mengerikan.

Serta memberikan bukti nyata bahwa negara totaliter dapat menggunakan anak-anak untuk melanjutkan ideologi yang penuh kebencian.

Demikian tadi doktrin ideologi Nazi pimpinan diktator Adolf Hitler yang disamakan dengan modus JEP dalam kasus kekerasan seksual di SMA SPI.***

Editor: Agung Tri Wibowo

Sumber: encyclopedia.ushmm.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x