Sepanjang 2021 Tercatat Ada 3.000 Bencana Alam di Indonesia, Peristiwa Hidrometeorologi Paling Dominan

- 1 Januari 2022, 08:00 WIB
Peristwa hidrometeorologi berupa banjir menjadi salah satu bencana yang mendominasi selama tahun 2021.
Peristwa hidrometeorologi berupa banjir menjadi salah satu bencana yang mendominasi selama tahun 2021. /dok BPBD Grobogan.

Media Purwodadi – Sebanyak 3.000 bencana alam terjadi di Indonesia selama tahun 2021. Bencana tersebut meliputi peristiwa hidrometeorologi basah, seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor.

Hal tersebut dijelaskan Sekretaris Utama BNPB RI, Lilik Kurniawan dalam siaran pers yang dipublikasikan Pusdatin Komunikasi dan Kebencanaan BNPB RI.

Menurut Lilik Kurniawan, beberapa catatan refleksi penanggulangan bencana 2021 ini menjadi catatan penting untuk masyarakat tentang pentingnya literasi kebencanaan.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi Indosiar 1 Januari 2022 : Saksikan Suara Hati Istri Premier Spesial Tahun Baru

Bahkan, pihaknya menegaskan bahwa literasi kebencanaan memang harus sampai kepada masyarakat.

“Tidak cukup berhenti kepada pemerintah saja. Masyarakat di wilayah rawan bencana harus mengetahui potensi bahaya sekitar, seperti di NTT misalnya,” ujar Lilik, seperti yang dikutip dari laman resmi BNPB RI.

Selain literasi kebencanaan, Lilik juga menjelaskan perlu adanya mitigasi kultural, masyarakat diajak untuk mengetahui langkah-langkah apabila terjadi gempa bumi.

Langkah-langkah tersebut antara lain dengan cara evakuasi, titik kumpul hingga simulasi atau latihan kesiapsiagaan.

Terkait dengan alih fungsi permasalahan tata ruang, khususnya yang berbasis mitigasi risiko, memang mudah untuk diucapkan, namun pada tahapan implementasi masih menjadi tantangan.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi ANTV Sabtu, 1 Januari 2022 : Saksikan Cinta dalam Perjodohan Hingga Sinema Natal Spesia

Lilik menjelaskan, penekanan dikhususkan pada konteks penanggulangan bencana. Dengan demikian, peran masyarakat dalam kontrol sosial di lapangan sangat diperlukan sebagai langkah antisipasi.

Perubahan lansekap secara masif terlihat yang pada gilirannya menyebabkan degradasi lingkungan pada sisi hulu dan sepanjang aliran sungai.

BNPB melihat perlu adanya upaya mempertahankan Kawasan lingkungan dan ekosistem yang sangat penting dalam mengurangi potensi banjir, khususnya pada DAS panjang yang perbedaan elevasi rendah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah 1 Januari 2022 : Hujan Lebat Terjadi di Temanggung, Purwodadi Alami Hujan Sedang

Lilik menjelaskan, catatan terakhir mengenai bencana erupsi Semeru pada awal Desember lalu, BNPB melihat kembali peringatan dini kegunungapian yang perlu dikoordinasikan dan disempurnakan dengan lebih terintegrasi.

Semua dilakukan secara khusus untuk untuk perintah evakuasi di saat kontinjensi dan darurat.

“Penyesuaian level aktivitas gunung api yang tidak hanya berpatokan pada aktivitas erupsi tetapi juga aktivitas vulkanik lain, seperti awan panas guguran yang mengancam keselamatan masyarakat,” kata Lilik.

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x