Media Purwodadi - Cina Menaikan anggaran proyek kereta cepat, dari sebelumnya USD 5,1 miliar menjadi USD 8,6 miliar. Sebelumnya Cina telah menaikan anggaran USD 6,02 miliar.
Kementrian BUMN sendiri menilai, pembengkakan anggaran tersebut hal yang normal. Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.
Ia menyatakan, pembengkakan biaya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung adalah hal wajar.
Baca Juga: Jasad Perempuan Tanpa Busana Ditemukan Terikat Dalam Plastik Hitam Besar di Area Hutan Grobogan
Menanggapi hal itu, Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu angkat bicara.
Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com Kamis, 14 Oktober 2021, melalui akun Twitternya Said Didu mempertanyakan tanggapan dari Arya Sinulingga.
"Wajar ? Eskalasi biaya lebih 10 % dari rencana awal adalah pekerjaan orang yg tdk bisa merencanakan," kata Said Didu.
Baca Juga: Mengenal Rurabasa, Meski Punya Arti Salah Kaprah Tetap Dipergunakan Orang Jawa Sehari Hari
Sebelumnya, Jepang menjadi negara pertama yang melakukan studi untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Jepang menawarkan USD 6,2 miliar tetapi ditolak karena tawaran yang lebih murah dari China yaitu senilai USD 5,1 miliar.