Waspada Cuaca Ekstrem dan Fenomena Hujan Es Masih Akan Terjadi Hingga Maret-April, BMKG Berikan Penjelasan

23 Februari 2022, 19:00 WIB
Prakiraan cuaca Jawa Tengah, Kamis 3 Februari 2022 : Waspada Hujan Sedang Terjadi di Wilayah Pegunungan. /xusenru/PIXABAY

Media Purwodadi – Cuaca ekstrem menyebabkan terjadinya fenomena hujan es dalam sepekan di beberapa wilayah di Indonesia.

Sebagian wilayah yang terkena hujan es antara lain Surabaya, Lampung, Bekasi, Semarang dan sekitarnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan bahwa hujan es masih dapat terjadi hingga bulan Maret-April 2022 mendatang.

Melalui akun twitter resmi BMKG memberikan peringatan pada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati jika melakukan aktivitas di luar rumah.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile Kamis, 24 Februari 2022 : Segera Klaim, Pasti Permainan Kamu Bakal Seru

“Potensi kejadian hujan es masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang, masyarakat harap waspada,” unggah BMKG yang dilansir dari akun twitter @infoBMKG pada hari Rabu 23 Februari 2022 pukul 08.20 WIB.

Kejadian hujan es tersebut juga disertai dengan hujan intensitas lebat dalam dursi yang singkat. Selain itu, hujan juga disertai dengan kilat/petir dan angin kencang.

Fenomena hujan es sendiri merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal.

Fenomena tersebut ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode singkat, hanya dalam beberapa menit saja.

Adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan dapat memicu terjadinya fenomena hujan es tersebut.

Pembentukan hujan es berasal dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi.

Hal ini menandakan adanya kondisi labilitas udara secara signifikan dalam sistem awan tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Makan Teman, Tompi Ceritakan Makna Persahabatan Lewat Lagu

Sehingga akan terbentuk butiran es di awan dalam ukuran yang cukup besar.

Sementara besarnya dimensi butiran es yang disertai dengan kuatnya aliran udara turun ke dalam sistem awan Cb.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar terbentuk di puncak awan Cb.

Kemudian dimensi butiran es turun ke dasar awan hingga keluar dari awan yang menjadi fenomena hujan es.

Kecepatan downdraft dari awan Cb yang siginifikan ini dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara.

Bahkan sampai jatuh di permukaan bumi masih berbentuk butiran es yang kemudian dikenal dengan fenomena hujan es.

Sedangkan potensi cuaca ekstrem yang berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat yang disertai kilat/petir serta angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang.

Dampak dari cuaca ekstrem tersebut bisa berupa bencana hidro meteorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang dan lainnya.

Melihat kondisi tersebut, pihak BMKG memberikan himbauan pada masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem hingga hujan es yang kemungkinan terjadi.***

Editor: Titis Ayu

Sumber: Twitter @infoBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler