Mbah Moen tidak ingin menyakiti hati mereka yang berangkat haji dengan merelakan sawahnya dijual dengan perilaku santri yang melecehkan dengan memakai peci putih.
“Bahkan dibela-belanin menjual sawah segala. Nah, Mbah Moen tidak ingin melukai perasaan orang-orang yang telah berangkat haji dengan perjuangan yang sangat berat tersebut dengan prilaku santri yang melecehkan," kata Mbah Moen.
"Dengan cara memakai kopiah haji yang harganya cuma 5000 an itu. Jangan sampai, prilaku santri di pondok Mbah Moen itu men-‘downgrade’ makna haji,” ujar Mbah Moen yang dikisahkan oleh Gus Baha.
Menurut Gus Baha, fatwa tersebut hanya diberlakukan untuk lingkungan Pondok Pesantren Sarang, Rembang saja.
“Bukan santri yang lain, apalagi berlaku general ke ummat Islam seluruhnya,” tegasnya.
Gus Baha sendiri mengakui jika terkadang ada santrinya yang memakai peci putih sebab belum pernah melakukan ibadah haji.
Baca Juga: Kode Redeem CODM Senin, 4 Juli 2022 Update Terbaru, Segera Klaim dan Kalahkan Lawan Anda
“Saya tidak melarang mereka. Cuma kadang saya panggil, saya kasih tahu: Cung, nek iso aja nganggo kethu (peci,) putih wong kowe durung kaji...” kata Gus Baha sambil tertawa terbahak-bahak.
Gus Baha juga mengungkapkan perbedaan persepsi terkait orang yang memakai jubah dan bersorban.
“Tapi rata-rata di Jawa Tengah Pantura, orang berjubah itu dianggap sudah bisa dan ahli membaca kitab. Kalau sampai berani berjubah tapi tidak bisa membaca kitab dianggap aneh,” lanjut Gus Baha.