Media Purwodadi - Haul Akbar Gus Miek ke 30 akan digelar tanggal 7 Juli 2022 mendatang akan digelar haul akbar ke 30 Gus Miek di makam Gus Miek, Tambah Ngadi, Mojo, Kediri, Jawa Timur.
Gus Miek adalah salah satu Wali Allah (kekasih Allah) yang banyak memiliki karomah dan kemuliaan.
Meski Gus Miek sudah sedo (meninggal) namun, namanya selalu diingat oleh umat Islam di Indonesia.
Gus Miek atau KH Hamim Tohari lahir di Kediri pada 17 Agustus 1940 dan wafat pada 5 Juni 1993, Gubeng, Surabaya Jawa Timur.
Gus Miek adalah putra KH Jazuli Utsman yang merupakan seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri Ponpes Al Falah Mojo, Kediri.
Dikenal sebagai ulama yang sering berdakwa di tempat hiburan malam.
Dikutip dari Darunnajah.com, Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh.
Beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti diskotik, club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning.
Gus Miek dipercaya memiliki segudang karomah atau kemuliaan yang tidak dimiliki ulama-ulama lainnya.
Sebagai ulama besar dengan berbagai kemuliaan, Gus Miek berbeda dengan ulama-ulama lainnya.
Dalam banyak kisah yang masyhur di masyarakat, Gus Miek dikenal sebagai sosok yang tidak ingin menonjolkan diri.
Setiap kali keluar rumah jalan-jalan Gus Miek sering kali hanya mengenekan celana jeans dan kaos oblong. Tak lupa kacamata hitam juga selalu dikenakannya.
Gus Miek suka menggunakan kacamata hitam ternyata bukan tanpa alasan.
Ada alasan khusus kenapa Gus Miek selalu menggunakan kacamata hitam ketika keluar rumah.
Ternyata kacamata hitam itu digunakan beliau untuk menutupi ketika beliu menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akhirat kelak.
Gus Miek dianugerahi karomah mampu melihat perjalanan hidup manusia hingga meninggal dunia.
Oleh karena itulah, beliu sering kali menangis ketika melihat kehidupan orang yang masa depannya suram dan tidak beruntung di akhirat.
Dalam kisah lain, Gus Miek pernah berdakwa di Kota Semarang tepatnya di NIAC di Pelabuhan Tanjungemas.
NIAC kala itu dikenal sebagai tempat juni bagi para pemain judi besar baik dari kalangan keturunan maupun pribumi.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Berikan Penjelasan Tentang Tahapan Saat Mandi Besar, Berikut Penjelasannya
Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar.
NIAC pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan bagi para penjudi dan penikmat maksiat.
Karomah Gus Miek tak cukup sampai disitu.
Pernah suatu ketika Gus Miek mendatangi sebuah klub malam dan menghampiri pengunjung yang sedang asik minum-minuman keras.
Bukannya melarang pengunjung itu untuk tidak meminum minuman keras, Gus Miek justru mengambil sebotol minuman keras dan memasukkannya ke mulut Gus Miek.
Pengunjung itupun terperanjat, dan bertanya kepada Gus Miek.
”Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami? Sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama?,” kata mereka.
Gus Miek Menjawab, “Aku tidak meminumnya! Aku hanya membuang minuman itu ke laut!”.
Hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut.
“Sampeyan semua gak percaya kalo aku tidak meminumnya, tapi membuangnya kelaut?”
Gus Miek membuka lebar mulutnya. Mereka semua terperanjat kaget di dalam Mulut Gus miek terlihat laut yang bergelombang. Ternyata minuman keras itu memang benar dibuang ke laut.
Mengalami kejadian itu, mereka bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama.
Itulah sedikit kisah perjalan hidup salah satu Wali Allah (kekasih Allah) Gus Miek, yang akan selalu dikenang umat. Semogga bermanfaat dan menginspirasi.
Untuk mengenang dan mendoakan beliun, Pada tanggal 7 Juli 2022 mendatang akan digelar haul akbar ke 30 Gus Miek di makam Gus Miek, Tambah Ngadi, Mojo, Kediri, Jawa Timur. ***