"Kita berusaha menjadi organisasi dakwah yang modern tetapi tidak membangun politik identitas atau aliran. Niatnya LDII terus berkomitmen dengan kehidupan kebangsaan, berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila,” imbuh ketua LDII Jateng.
Lebih lanjut menurut Prof Singgih, eksistensi LDII adalah memberi kontribusi riil dakwah dengan tindakan, baik itu di bidang ekonomi, lingkungan, energi, kesehatan, termasuk di bidang kebangsaan.
”Kebangsaan ini tidak berjalan baik, jika situasi tidak baik, banyak kegaduhan dan ketidakadilan. Oleh karenanya, kami terus mengembangkan kontribusi riil,” jelas Prof Singgih didepan ratusan pengurus LDII Jateng.
Di satu sisi, dalam berrdakwah pun harus sesuai dengan yang diajarkan oleh agama Islam, tidak memecah belah persatuan.
”Masyarakat sekarang sudah open atau terbuka, dakwah radikal tidak diterima, karena masyarakat punya referensi perbandingan,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, politik harus rasional, jangan membenturkan massa dalam persaingan.
”Bagaimama parpol harus berbasis rasional, tidak berdasarkan identitas (suku, agama, ras, dan lain-lain). Di tahun 2024, kita harus bisa melihat sosok-sosok calon pemimpin yang rasional, iseal yang membawa bangsa menjadi baik. Yang memiliki visi dan misi sepaham dengan LDII, menjadikan bagaimana Indonesia sebagai rumah bersama dan surga bersama,” papar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Provinsi Jateng Prof Dr Singgih Tri Sulistiyono MHum.***