Omicron Sebagai Jenis Virus Varian Terbaru, Banyak Terdeteksi Para Ahli di Afrika Selatan

- 30 November 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 varian terbaru yakni Omicron.
Ilustrasi virus Covid-19 varian terbaru yakni Omicron. /PublicDomainPictures / PIXABAY.


Media Purwodadi – Tepat tanggal 26 November 2021, WHO menetapkan B.1.1.529 sebagai varian virus baru yang bernama Omicron.

Atas saran Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus (TAG-VE), varian ini perlu mendapatkan perhatian publik.

Keputusan ini tersebut diambil atas dasar bukti yang diberikan pada TAG-VE bahwa Omicron memiliki mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya.

Salah satunya tentang seberapa mudah penyebarannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan akibat virus ini.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile Rabu, 1 Desember 2021, Klaim Kode Terbaru Sebelum Kehabisan

Dari penelusuran Media Purwodadi melalui laman resmi WHO, para ahli di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai aspek Omicron dan akan membagikan hasilnya jika sudah tersedia.

Sampai saat ini belum ada kejelasan tentang bagaimana cara penyebaran Omicron. Namun, jumlah orang yang hasil tesnya positif telah meningkat di Afrika Selatan.

Kabarnya, para peneliti juga sedang melakukan studi epidemiologi untuk mengetahui penyebabnya, apakah karena Omicron atau yang lainnya.

Meski demikian, belum bisa diketahui dengan jelas, tentang tingkat keparahan dari penyakit penyerta dari Omicron.

Namun sebagai data awal, memang terjadi peningkatan terhadap pasien rawat inap di Afrika Selatan.

Hal ini bisa saja terjadi karena jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi bukan sebagai akibat infeksi secara spesifik dengan Omicron.

Belum terdapat informasi yang menunjukkan bahwa gejala Omicron berbeda dengan varian lainnya.

Infeksi awal yang dilaporkan terjadi dikalangan mahasiswa dan individu yang lebih muda, cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan.

Baca Juga: Kisah Cinta Pasangan Ameer Azzikra dan Nadzira Shafa, Berikut Ini Profil Tentang Keduanya

Penelitian tentang tingkat keparahan varian Omicron memang membutuhkan waktu lama, bisa sampai beberapa minggu. Sebagai kunci untuk mengatasi virus ini memang perlu dilakukan pencegahan.

Hal ini dilakukan mengingat semua variannya termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Sebagai hasil penelitian awal menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan seorang yang pernah terkena Covid-19 beresiko terkena Omicron. Informasi ini masih terbatas dan akan diberikan informasi lebih lanjut dalam beberapa minggu ke depan.

WHO sendiri sedang bekerjasama dengan mitra teknis untuk meneliti potensi dari dampak varian Omicron, sebagai tindakan pencegahan termasuk vaksin.

Menurutnya, vaksin tetap penting untuk mengurangi terjadinya penyakit parah dan kematian. Vaksin ini juga berfungsi untuk melawan varian dominan yang beredar, yaitu varian Delta.

Baca Juga: Polda Jateng Ungkap Kasus Penipuan Modus Gendam, Korban Alami Kerugian Hingga Rp3 Miliar

Sampai saat ini vaksin masih dianggap yang paling efektif untuk melawan penyakit parah dan kematian.

Tes PCR yang selama ini banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk Omicron dan varian yang lain. Penelitian masih berlangsung untuk menentukan adanya dampak pada jenis tes lainnya, termasuk antigen cepat.

Itulah penjelasan tentang virus Covid-19 B.1.1.529  atau Omicron yang ditetapkan WHO sebagai varian terbaru pada 26 November 2021.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x