Ini Pesan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Terkait Digitalisasi

- 22 September 2021, 05:00 WIB
Ini Pesan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin terkait digitalisasi. Foto: Media Purwodadi
Ini Pesan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin terkait digitalisasi. Foto: Media Purwodadi /Humas provinsi Jateng/

 

 

Media Purwodadi – Hidup di tengah teknologi digital yang terus berkembang.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengingatkan tantangan generasi muda bangsa, terutama mahasiswa di era digitalisasi semakin beragam.

Termasuk bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin meminta untuk terus berkreasi dan berinovasi.

Terutama ungkap Wagub Jateng, di era industri 4.0, anak muda bahkan harus mampu memberikan solusi atas berbagai persoalan, bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Manfaatkan Info Lowongan Kerja. Dicari Pramusaji Kedai atau Resto Wilayah Demak! 

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menyampaikan sambutan pada acara pendidikan karakter bagi mahasiswa baru Universitas Amikom Purwokerto, Selasa 21 September 2021.

Acara  bertajuk 'Mahasiswa Kreatif di Era Modern Digital' itu, diikuti puluhan mahasiswa Amikom dari berbagai jurusan.

"Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi beban berat bagi kita karena semua harus segera berlari untuk mengejar era industri 4.0,” imbuh Wakil Gubernur Taj Yasin.

“Saat ini kami butuh merangkul semua anak-anak muda yang lebih mahir dan lihai dalam mengaplikasikan digital di era industri 4.0," kata Taj Yasin.

Baca Juga: Kode Redeem ML Hari Senin, 20 September 2021, Update Terbaru Hari Ini

Menurut Gus Yasin panggilan Wakil Gubernur Jawa Tengah, kemajuan digitalisasi jangan dianggap sebagai momok atau sesuatu yang menakutkan.

Sebaliknya, pesan Wagub Jateng, harus menjadi ajang kreativitas mahasiswa masa kini atau milenial.

Terlebih masa pandemi Covid  mahasiswa bisa secara cepat  beradaptasi dengan teknologi.

Karenanya diharapkan kreativitas dan inovasi para mahasiswa dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan Covid-19.

"Penanggulangan Covid-19 kalau kita hanya melakukan secara manual atau kita tidak memanfaatkan digitalisasi maka akan kesulitan,” imbuh Gus Yasin.

“Termasuk pemantauan penyebaran Covid bisa menggunakan aplikasi yang ada pada industri 4.0, salah satunya memakai aplikasi PeduliLindungi," jelas Wagub Jateng.

Gus Yasin mengatakan, masyarakat menganggap mahasiswa adalah kelompok intelek dan berpendidikan.

Karenanya masyarakat selalu menunggu berbagai inovasi dan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.

Termasuk mahasiswa yang tengah melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN), diharapkan dapat mencarikan solusi terkait penanganan Covid di berbagai sektor kehidupan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, mencontohkan dampak pandemi Covid di sektor ekonomi.

Akibat merebaknya Covid selama dua tahun terakhir, pendapatan ekonomi masyarakat merosot.

Kondisi tersebut, masyarakat butuh solusi bagaimana ekonomi masyarakat.

Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat membantu atau mendampingi para pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM.

"Mahasiswa KKN dapat mengangkat tema bagaimana memberdayakan masyarakat dan mengangkat potensi daerah,” tambah Taj Yasin.

“Selain itu, mereka juga berinisiatif untuk menemui pemerintah daerah, menghubungkan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi untuk mendorong bagaimana produk-produk UMKM bisa mendapatkan izin jual," tambah Gus Yasin.

Tidak kalah penting adalah sosialisasi pentingnya vaksinasi karena vaksinasi itu adalah salah satu benteng untuk mencegah penularan Covid.

Mahasiswa bisa digerakkan untuk meyakinkan atau sosialisasi kepada masyarakat pentingnya vaksin Covid.

"Lewat arahan dari universitas, para mahasiswa diarahkan menjadi duta menyelamatkan masyarakat. Dengan kreativitasnya, mahasiswa menjelaskan kepada masyarakat bahwa vaksin itu adalah imunisasi," pinta Wakil Gubernur Jateng.

Selain berkreasi dan inovatif, kata dia, tantangan mahasiswa di lingkungan pendidikan tinggi adalah adanya paham-paham radikalisme.

Paham intoleransi ini masih menjadi momok karena tidak sedikit mahasiswa yang terlibat dalam gerakan- gerakan tersebut.

Mereka menganggap yang paling benar dan kelompok yang paling hebat,  sehingga toleransi tidak muncul.***

Editor: Wahyu Prabowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah