Pengertian Teks Eksplanasi Lengkap Beserta Ciri-ciri, Struktur dan Contohnya

- 25 Agustus 2021, 05:00 WIB
Pengertian teks eksplansi
Pengertian teks eksplansi /pixabay/


Media Purwodadi – Membahas tentang jenis-jenis teks, hingga saat ini terdapat bermacam-macam jenis teks. Salah satunya adalah teks eksplansi.

Yang dimaksud teks eksplansi adalah sebuah teks atau paragraf yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ terjadinya sebuah peristiwa.

Adapun teks eksplansi tersebut dapat membahas peristiwa mengenai fenomena alam , sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Pantau Penyaluran Banprov, Ganjar Pranowo Berikan Bonus Rp200 Ribu untuk Bayar Sekolah Anak Warga

Suatu kejadian yang terjadi di sekitar kita, apapun itu, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan proses.

Oleh karena itu, teks eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan suatu peristiwa atau kejadian dengan hubungan sebab akibat serta prosesnya.

Ciri-ciri teks eksplanasi

Adapun ciri-ciri dari teks eksplanasi yang bisa mempermudah kita untuk mengenali jenis dari sebuah teks adalah sebagai berikut:

1. Berisi tentang Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
2. Berisi pembahasan suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
3. Bersifat informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.
4. Menggunakan kata penanda urutan.
5. Berfokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia.

Struktur teks eksplanasi

teks eksplanasi terdiri dari tiga unsur sebagai struktur dalam penyusunannya. Berikut struktur-struktur dari teks eksplanasi:

1. Pernyataan Umum, pada bagian ini sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum fenomena atau peristiwa alam yang akan dibahas. Berisi tentang proses bagaimana fenomena atau peristiwa alam tersebut bisa terjadi.

2. Urutan sebab akibat, pada bagian ini dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut. Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.

3. Interpretasi, pada bagian ini dapat dikatakan sebagai penarikan kesimpulan. Penulis bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat dalam teks tersebut.

Selain itu, adapun kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi seperti berikut:

1. Menggunakan kalimat pasif.
2. Menggunakan konjungsi kasual dan waktu.
3. Terdapat istilah ilmiah.
4. Menggunakan kata kerja material dan rasional.
5. Bersifat informatif.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Himbau Masyarakat Jangan Senang Dulu, Meski Sejumlah Daerah di Jateng Turun Level PPKM

Contoh teks eksplanasi

1. Tsunami

Tsunami (tsu= pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.

Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.

Tsunami juga dapat terjadi adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.

Namun, 90 persen tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya.

Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.

Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km per jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya.

Di tengah laut, tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.

Saat mencapai pantai tsunami akan mengalir masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Kesimpulan dari contoh teks eksplanasi di atas yakni, tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.

Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.

Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

2. Banjir

Banjir merupakan fenomena alam berupa naiknya air di suatu kawasan sehingga menutupi permukaan kawasan tersebut.

Banjir juga bisa dilihat sebagai bagian dari siklus hidrologi yaitu bagian air di permukaan bumi yang menuju ke laut.

Melalui siklus hidrologi tersebut kita melihat bahwa banyaknya air di permukaan bumi dipengaruhi oleh curah hujan dan penyerapan air ke dalam tanah.

Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan.

Secara non ilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.

Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti, turunnya hujan jatuh kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan.

Setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan.

Banjir yang terjadi secara alamiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.

Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti, membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar.

Sehingga air tersebut tertampung dan semakin lama semakin banyak setelah itu tinggi dan meluap hingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.

Kesimpulan dari contoh teks eksplanasi di atas yakni proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia.

Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami tempat tinggal yang secara alamiah merupakan daerah banjir.

Jadi bila manusia bertempat tinggal di daerah yang sering terkena banjir, itu berarti bukan banjir yang mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.

3. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran atau pergerakan lempengan bumi yang berasal dari dasar permukaan bumi.

Peristiwa alam ini sering terjadi di daerah yang berada dekat gunung berapi dan di daerah yang dikelilingi lautan yang sangat luas.

Penjelasan sebab akibat :

Gempa bumi terjadi karena pergesaran atau gerakan lapisan dasar bumi dan letusan gunung berapi yang sangat dahsyat.

Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya.

Getaran gempa bumi yang sangat besar dan merambat ke segala arah sehingga dapat meratakan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik.

Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi lunak sehingga mengalami pergeseran atau pergerakan.

Teori “Tektonik Plate” menjelaskan bahwa bumi kita ini terdiri dari beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung dilapisan, seperti halnya salju.

Lapisan ini bergerak sangat lambat sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lain. Itulah yang menyebabkan mengapa gempa bumi dapat terjadi.

Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi dikarenakan adanya letusan gunung berapi yang sangat besar. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan gempa tektonik.

Interpretasi :

Kesimpulan dari contoh teks eksplanasi di atas yakni, Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal musim.

Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi ditempat-tempat tertentu saja, seperti pada perbatasan plat Pacifik.

Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyak terdapat gunung berapi.

Demikian tadi contoh teks eksplanasi beserta pengertian, ciri-ciri dan strukturnya, masih banyak lagi contohnya. Semoga bermanfaat.***

Editor: Agung Tri Wibowo

Sumber: bintangsekolahindonesia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x