Gus Miftah Soal Mbak Rara Sang Pawang Hujan MotoGP: Prinsipnya, Kalau Doa yang Dipanjatkan Tidak Ada Masalah

24 Maret 2022, 07:05 WIB
Gus Miftah dalam wawancara kepada media /

Media Purwodadi – Penampilan pawang hujan Mbak Rara pada gelaran MotoGP di Minggu 20 Maret 2022 lalu masih hangat dibahas netizen hingga hari ini.

Aksi Mbak Rara yang bernama lengkap Raden Rara Istiati Wulandari itu masih memancing perdebatan hangat di kalangan netizen.

Aksinya menjadi pawang hujan dengan berjalan di sirkuit, dengan tangan kiri memegang mangkuk dan tangan kanan memukul-mukul mangkuk itu masih ramai diperbincangkan.

Baca Juga: Nonton MotoGP Langsung di Mandalika, Ganjar Pranowo Berbaur Dengan Penonton dan Terkesan Tindakan Pawang Hujan

Ada yang menganggap apa yang dilakukan Mbak Rara sebagai syirik, tapi ada pula yang menyebutnya sebagai kearifan lokal.

Perdebatan panjang pun berlangsung di berbagai media sosial. Sejumlah tokoh publik pun turut berkomentar. Salah satunya Gus Miftah yang dikenal sebagai pendakwah yang dekat dengan kaum muda itu.

Dalam sebuah video wawancara yang diunggah Youtube Populer Seleb Gus Miftah menyatakan, bahwa prinsipnya yang dipanjatkan adalah doa.

Baca Juga: Sempat Ditunda, pembalap Red Bull KTM, Miguel Oliveira Menangi seri kedua MotoGP Mandalika, Indonesia 2022

Selain itu, tidak ada unsur syirik dalam doa tersebut, terlepas bahasa yang digunakan.

“Prinsipnya kalau kemudian yang dipanjatkan adalah doa, dengan bahasa apa pun, entah itu bahasa Arab, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, yang tidak mengandung kesyirikan di dalamnya, ya tidak ada masalah,” kata pendakwah kondang itu.

Sebab, Gus Miftah memaparkan, kita tidak tahu dari mana terkabulnya doa agar hujan digeser itu dikabulkan.

Menurut Gus Miftah, seseorang tidak harus menjadi kiai, atau menjadi ustaz. Bahkan, wartawan yang sedang mewawancarainya pun disebutnya tidak menutup kemungkinan doanya lebih diijabah dibanding ustadz.

“Karena Allah sendiri merahasiakan, doa yang diijabah ini doanya siapa. Jadi, kalau saya, sepanjang kalimat doa yang dipanjatkan itu tidak bertentangan dengan syariat, kalimatnya tidak mengandung kesyirikan, itu sah-sah saja. Walaupun menggunakan bahasa Indonesia,” paparnya.

Baca Juga: Saksikan Gelaran MotoGP Mandalika 2022, Ganjar Pranowo Prediksi Fabio Quartararo Keluar Jadi Juara

Sedangkan, mengenai adegan sang pawang hujan Mbak Rara yang membawa mangkuk dan dipukul-pukul itu disebutnya hanya ekspresi saja. Sebab, ada banyak gerakan lain dalam memanjatkan doa seperti menengadahkan kedua tangan, atau membungkuk.

“Dia begini-begini (mempraktekkan tangan Mbak Rara memutari mengkuk, red), saya begini-begini (mempraktekkan menengadahkan tangan, red), kalau saya lebih kepada kontennya. Apa yang kemudian dia sampaikan kepada publik. Toh, anaknya Mbak Rara saya lihat juga salat,” kata Gus Miftah.***

 

Editor: Andik Sismanto

Sumber: YouTube Populer Seleb

Tags

Terkini

Terpopuler