Menurut Bagus, dalam mengembangkan briket membutuhkan biaya riset dan developmen yang tidak sedikit. Selain itu, pihaknya masih terkendala regulasi perijinan negara pembeli.
"Biaya pengiriman atau eksport juga mahal," imbuhnya.
Bagus berharap Pemerintah selalu mendukung produksi anak bangsa dengan melarang eksport langsung buah kelapa bulat, karena tidak memiliki nilai tambah.
Dirinya juga berharap Pemerintah melakukan negosiasi atau subsidi kepada perusahaan pelayaran yang didominasi perusahaan global.
Harapannya, supaya bisa memberikan harga shipment yang terjangkau bagi eksportir.
Sementara itu, Kepala Dispreindag Grobogan, Pradana Setyawan melalui Kabid Perdagangan Sigit Adi Wibowo mengatakan keikutsertaan Expo ini dimaksudkan agar eksportir dapat memperluas ekspor ke Meksiko dan benua Amerika.
Terkait pembiayaan keberangkatan ke Meksiko nanti, peserta difasilitasi oleh anggaran Disperindag provinsi Jateng.
"Untuk stand expo dikhususkan di paviliun Jawa Tengah. Materi Expo adalah Briket Kelapa (Grobogan), Bulu Mata (Purbalingga) dan Furniture (Jepara)," katanya.
Sigit menjelaskan, kriteria produk yang layak ekspor antara antara lain memiliki potensi pangsa pasar, kontinuitas produksi dan sebagainya.