Kolektif Hysteria dan Candi Joglo Purwodadi Adakan Ngabuburit Lewat Panggung DITAMPART, Gayeng Diskusikan Seni

- 5 April 2024, 09:38 WIB
Para pengisi acara dan narasumber kegiatan DITAMPART 2024 di Taman Ir Soekarno Purwodadi.
Para pengisi acara dan narasumber kegiatan DITAMPART 2024 di Taman Ir Soekarno Purwodadi. /Media Purwodadi/Kolektif Hysteria Semarang.


Media Purwodadi – Kolektif Hysteria dan Candi Joglo Purwodadi mengadakan ngabuburit sambil menikmati panggung DITAMPART 2024.

Panggung DITAMPART yang digelar di Taman Ir Sukarno beberapa waktu lalu ini menyatukan kesenian dan kebudayaan. Kegiatan ini memunculkan harapan positif bagi para seniman dan budayawan setempat.

Tour DITAMPART 2024 ini merupakan inisiasi Kolektif Hysteria Semarang dan Candi Joglo Semar Purwodadi. Panggung ini tidak hanya sebagai wadah unjuk gigi para seniman dan musisi, tetapi sebagai ruang pertemuan antara pelaku seni budaya dengan stakeholder di Kabupaten Grobogan.

Baca Juga: Terseret dan Mengapung di Bawah Jembatan Gempolpayung, Jasad Korban Tenggelam Akhirnya Ditemukan

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Disporabudpar, Edy Santoso dan komunitas pegiat eni budaya di Kabupaten Grobogan.

Dalam kesempatan itu, Edy Santoso mengatakan pembentukan ekosistem seni budaya di Grobogan dimulai dari nol dan inisiatif Kolektif Hysteria menciptakan forum diskusi diharapkan dapat mempecepat komunikasi dan penyelesaian masalah terkait.

“Tentu dari kegiatan ini, Disporabudpar Grobogan akan mengumpulkan para seniman di Grobogan, kita akan berbicara untuk ke depannya agar dapat membantu memperkenalkan seni budaya daerah kita. Tentu juga akan kita anggarkan di tahun depan untuk bisa memberikan panggung untuk teman-teman seniman kita di sini,” ujar Edy Santoso, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Pada panggung utama DITAMPART ini terdapat banyak pertunjukan seni budaya, seperti pertunjukan musik, pembacaan syair dan atraksi budaya.

Beberapa penampil termasuk UKM Tari Universitas An-Nur, Heks Band, Peels Doom Band, Strangler Band, Jumadi dengan geguritan, dan pembacaan dramatis oleh Suyadi.
Instalasi muka, seperti Pipi Kanan dan Pipi Kiri, menampilkan berbagai pameran seni lokal, kumpulan terbitan Kolektif Hysteria yang terangkum dalam HYPE (Hysteria Perpustakaan), serta pameran Konter Kultur dan Games Digital berjudul "Musuh Kota" karya Tyok Hari dari Hysteria Artlab.

Diskusi gayeng antara seniman dan Kepala Disporabudpar dalam panggung DITAMPART 2024.
Diskusi gayeng antara seniman dan Kepala Disporabudpar dalam panggung DITAMPART 2024. /Media Purwodadi/Kolektif Hysteria Semarang/


Sementara itu, pengelola Candi Joglo Semar Purwodadi, Muhadi mengatakan kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk membantu para seniman Grobogan agar bisa berkembang menjadi lebih baik. Selain itu, para seniman diharapkan bisa turut memberikan kontribusi untuk pariwisata dan budaya di daerah ini.

“Kegatan ini sangat baik ya, karena di sini kita bisa kolaborasi dengan Kolektif Hysteria Semarang, di samping itu kita bisa diskusi gayeng bersama stakeholder terkait, utamanya dari Disporabudpar Grobogan,” ungkap Muhadi.

Jarang Terpikirkan

Tommy Ari Wibowo, project manager Tour DITAMPART dari Kolektif Hysteria, menjelaskan bahwa tempat-tempat yang jarang terpikirkan untuk ekspresi seni, seperti hutan, teras, sungai, pasar kota, dan sebagainya.

“Menjadi fokus dalam acara ini, yakni Grobogan dipilih sebagai titik ke-13 dalam rangkaian tour Ditampart, yang kebetulan bersamaan dengan bulan Ramadan. Keunikan ini dituangkan dalam bentuk ngabuburit, kegiatan menyambut buka puasa,” ujar Tommy Ari Wibowo.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Grobogan Pada Jumat 5 April 2024, Masih Berpotensi Hujan

Setelah sukses di Grobogan, tim Ditampart akan melanjutkan perjalanan menuju Rembang sebagai titik ke-14 dalam rangkaian tour ini.

Grobogan menjadi salah satu dari rangkaian tour DITAMPART 2024 yang mengunjungi 17 daerah di Jawa Tengah.

Acara ini juga menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-20 Kolektif Hysteria. Dinas Cipta Tempat dan Ruang Terpadu (DITAMPART) menjadi metode, dukungan, dan platform inisiasi bagi Kolektif Hysteria, memungkinkan penciptaan ruang alternatif dan aktivasi ekosistem seni budaya.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x