Cerita Mistis Sopir Pengangkut Batu Relief Bolongan Songo, Sepanjang Jalan Dikuntit Sosok Astral

- 12 Maret 2024, 11:27 WIB
Makhluk astral berwujud kuntilanak yang menguntit sopir pembawa batu relief bolongan songo.
Makhluk astral berwujud kuntilanak yang menguntit sopir pembawa batu relief bolongan songo. /Instagram @candi_joglo_purwodadi./


Media Purwodadi – Cerita mistis menghampiri saat pengambilan batu relief Panca Indera "Bolongan Songo" yang diambil dari kawasan Jumog, Kabupaten Karanganyar menuju ke Candi Joglo Semar Purwodadi.

Pengelola Candi Joglo Semar Purwodadi mengatakan, semula perjalanan dari Purwodadi ke Karanganyar berjalan dengan baik-baik saja.

Muhadi bersama timnya berangkat menuju ke Karanganyar, untuk melihat langsung batu relief tersebut yang menjadi salah satu perjalanan spiritualnya.

Baca Juga: Klasemen Sementara MotoGP 2024 Usai Francesco Bagnaia Juarai Seri Perdana MotoGP Qatar 2024

Setelah melakukan pengecekan, kemudian penggalian. Hingga akhirnya Muhadi menemukan bongkahan batu dengan posisi terbalik dengan jumlah enam relief di areal persawahan milik warga setempat.

Pemilik sawah memberikan izin agar batu tersebut dibawa dan di rawat untuk kepentingan spiritual dan budaya di Candi Joglo Semar Purwodadi. Sampai pada waktunya beliau undur diri dari lokasi tersebut.

“Saat undur diri dari lokasi, saya balik ke Purwodadi bersama istri yang menyusul ke lereng Lawu awalnya  semua berjalan dengan baik-baik saja. Kemudian, batu-batu yang saya taksir itu masing-masing satu ton karena jumlahnya ada sekitar sembilan batu saya taksir itu dua ton. Kemudian batu itu dibawa dengan menggunakan truk double,” ujar Muhadi.

Tidak Langsung Pulang ke Purwodadi

Rupanya, truk tersebut bukan berjalan menuju ke Purwodadi. Melainkan menuju ke arah Gunung Merapi. Muhadi menceritakan, sopir truk tersebut berkeinginan untuk sekalian melakukan tambah muatan pasir di lereng Gunung Merapi.

Batu-batu tersebut ditimbuni pasir dari sebuah tambang yang berada di Kawasan Gunung Merapi. Sopir yang bernama Susanto itu, masih berpikiran positif karena jika ditambahi dua ton pasir saja, muatan truk masih muat.

“Truk muatan maksimalnya delapan ton, jadi sopir berpikir positif saat itu. Akhirnya pada saat penimbangan dimulai, berat  muatan pada truk tersebut over dengan berat lebih dari 14,7 ton. Setelah pasir dikurangi muatannya, justru menyisakan batu-batu yang baru saja diambil dari Karanganyar,” jelas Muhadi, yang mendapat cerita tersebut dari sopir setelah tiba di Purwodadi.

Hingga akhirnya, sopir memilih melanjutkan perjalanan dengan membawa batu tersebut. Tidak lama kemudian, sang sopir ingin makan dan minum di sebuah warung. Di sekitar wilayah tersebut ada banyak warung kopi. Namun, tidak ada satupun pemilik warung yang menerimanya.

“Banyak pemilik warung yang mengusirnya bilang kalau truk muatannya bau busuk. Akhirnya, dia meneruskan perjalanan dengan perut dalam kondisi lapar sampai tiba di sebuah warung yang tidak biasa,” ujar Muhadi.

Sopir yang merasa lapar dan masih berpikir positif tersebut masuk ke dalam warung tersebut. Namun, di warung tersebut Susanto menemukan semua yang ada di sana dalam kondisi diam, tidak seperti warung biasanya.

Keringat dingin menguncur dari tubuh sang sopir, hingga akhirnya mereka memilih untuk undur diri dari warung tersebut. Namun, saat sopir hendak menjalankan kendaraannya, maju tidak bisa, apalagi mundur.

Truk yang dipergunakan sopir untuk mengangkut batu relief.
Truk yang dipergunakan sopir untuk mengangkut batu relief.

Rupanya, truk tersebut dihadang seorang sosok astral yang tertawa menyeringai berwujud wanita berambut panjang berbaju putih. Spontan sopir tadi sempat mengabadikan di ponsel HP yang berdurasi 15 detik dan viral di media sosial yang disebut hantu kuntilanak.

“Hingga akhirnya supirnya lari dan ditinggalah truk itu dipinggir jalan hingga pertolongan sesama supir itu datang, seketika dia mendapatkan sinyal HP dan menghubungi saya. Lalu, minta agar mendoakan keselamatan dalam perjalanan ke Purwodadi,” ujar Muhadi.

Baca Juga: Tahapan Pengecekan Penerima Manfaat Bansos Pangan Non Tunai untuk Keluarga Penerima Manfaat

Trauma dan Sempat Tidak Bekerja .

Muhadi yang merasa ada kejanggalan berupaya untuk menghampiri sang sopir. Hingga akhirnya bertemu dan tidak ada satupun kalimat yang diungkapkan sopir. Justru, sopir malah mengalami peristiwa kesurupan.

Hingga akhirnya setelah ditenangkan, sopir menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Sampai di Purwodadi, batu relief tersebut diturunkan. Sejak itu, sang sopir mengalami trauma dan tidak bisa bekerja selama tiga hari.

“Kemudian dia datang kepada saya dan akhirnya minta didoakan sekali lagi. Saya minta kepada dia agar tetap berdoa sebelum bekerja dan terus berpikir positif saat mengemudikan kendaraannya,” ungkap Muhadi.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x