Bencana Kekeringan Bertambah di 4 Kecamatan, Ini Alasan BPBD Grobogan Belum Tetapkan Status Darurat

- 27 Juli 2023, 22:05 WIB
Seorang warga terpaksa mengambil air di sungai yang masih ada airnya setelah daerahnya terdampak kekeringan di musim kemarau panjang ini.
Seorang warga terpaksa mengambil air di sungai yang masih ada airnya setelah daerahnya terdampak kekeringan di musim kemarau panjang ini. /Hana Ratri.


Media Purwodadi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan belum menetapkan status darurat, meski permintaan droping air bersih bertambah di musim kemarau ini.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih mengungkapkan, jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan bertambah. Ada empat kecamatan yang mengirimkan surat permohonan ke BPBD Grobogan untuk droping air bersih.

Keempat kecamatan tersebut yakni Ngaringan, Tanggungharjo, Gubug dan Penawangan. Keempat kecamatan ini telah mengirimkan surat permohonan kepada BPBD Grobogan untuk bantuan air bersih.

Baca Juga: Perempatan Wijaya Hingga Simpang Empat Glugu Purwodadi Diberlakukan Satu Arah 30 Menit, Ini Alasannya!

Sebelumnya, ada delapan kecamatan yang meminta droping air bersih. Endang menjelaskan, sampai saat ini BPBD Grobogan dan CSR PT Podo Rukun telah melakukan droping air bersih ke 12 kecamatan dan 26 desa.

"Total 63 tangki atau 332 ribu liter air bersih telah kita kirim ke Kecamatan atau desa terdampak bencana kekeringan," ungkap Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih, saat ditemui wartawan, 27 Juli 2023.

Enam bulan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan mengalami bencana kekeringan, yakni di Geyer, Toroh, Wirosari, Grobogan, Kradenan, Pulokulon, Karangrayung, Purwodadi, dan Tawangharjo. Sembilan kecamatan ini mengajukan permohonan air bersih kepada BPBD Grobogan.

Meski demikian, Endang Sulistyoningsih menjelaskan, sampai saat ini BPBD Grobogan belum menetapkan status darurat. Hal ini dikarenakan bencana kekeringan di Kabupaten Grobogan ini masih bisa diatasi oleh BPBD.

Endang menjelaskan, puncak musim kemarau diprediksi terjadi Agustus hingga September. Jika nantinya akan bertambah lonjakan wilayah yang mengalami kekeringan, Endang menjelaskan akan dilakukan penetapan status darurat.

Baca Juga: Bikin Heboh Netizen, dr. Richard Lee Pindah Lapak Live Streaming Ke Shopee Live Bisa Dapat Omzet Lebih Besar

“Harapan kami, wilayah terdampak kekeringan tidak bertambah pada Agustus mendatang,” tutur Endang.

Pihaknya menjelaskan, meski relatif dapat diatasi, namun BPBD Grobogan terus berusaha mengantisipasi krisis air di masa depan dengan tim teknis, yakni menemukan mata air baru atau pembuatan sumur artetis.

“Cara yang terbaik mungkin yakni menampung air hujan, namun itu juga butuh dana yang cukup besar,” beber mantan Sekretaris Dinas PUPR Grobogan ini.***

Editor: Agung Tri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah