Network
Hajat yang kita perlukan terkadang belum tentu ada di hadapan kita. Terkadang, berbulan-bulan, bertahun-tahun hajat tersebut belum juga terpenuhi.
Sebagai seorang hamba yang tengah dalam membutuhkan hajat atau keinginan, dianjurkan untuk mengiba, merajuk kepada sang Maha Kuasa yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala meminta kepadaNya demi memenuhi hajat dengan ketundukan, kefakiran, dengan rasa menghamba. Hal inilah yang sering kita kenal dengan doa.
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Kebutuhan pasti akan ada sepanjang masa. Ketika keadaan normal, kita selalu membutuhkan sesuatu yang kemudian kita berdoa. Apalagi dalam keadaan susah dan tertimpa musibah, kita sangat membutuhkan dan bergantung kepada Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai penolong.
Dengan demikian, beribu, berjuta, bahkan miliaran dao dipanjatkan oleh manusia dalam setiap waktu di dunia ini. Doa memang dianjurkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dan Allah pun berjanji akan mengabulkannya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ
Artinya:
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (QS. Al-Mu’min: 60).
Bahkan kita sering berdoa setelah salat wajib maupun sunah, baik salat hajat, tahajud, witir, istikharah, dan lainnya.
Dari banyak doa, doa dari siapa dan manakah yang akan mendapat pengabulan?. Dalam kitab Thaadatul Mumin, Amru Kholid menjelaskan bahwa...
