Lewat wawancara melalui Messenger, Koesnan Hoesie menceritakan tentang kartun karyanya itu.
"Itu karya lama. Sudah 30 tahun lalu, tapi diperbaharui untuk buku karya teman," ujar Koesnan Hoesie.
"Saya nggak punya Twitter. Baru diberitahu beberapa teman yang mengatakan kepada saya bahwa karya saya diunggah," ujar Koesnan Hoesie, yang kini tinggal di Semarang.
Koesnan Hoesie mengungkapkan bahwa karya kartun yang diunggah Mahfud MD itu dibuat 30 tahun lalu pada saat dirinya bekerja di Harian Sore di Kota Semarang.
Ditanya soal ide pembuatannya, Koesnan Hoesie sendiri mengungkapkan dirinya tidak ingat dan harus merangkaikan koran yang mencetak kartunnya itu.
"Kalau suruh ingat satu-satu musti ketemu dulu Koran Wawasan (tempatnya bekerja dulu), di tahun yang sama waktu memuat kartun itu, sehingga benang merahnya jelas, tapi hakekat peristiwa itu 'kan sampai sekarang terjadi, diamati saja," ujar Koesnan Hoesie.
Koesnan Hoesie mulai membuat karya kartun pada tahun 1974 atau sejak SD. Secara profesional, dirinya sudah mulai menjadi kartunis tahun 1981.
Pria yang akrab disapa Hoesie ini menyatakan enggan menilai karyanya sendiri. Ia mempersilakan orang lain menilai. Termasuk kartun yang bernilai politik.
"Nggak mau (menilai). Biar orang lain yang menilai, political carton itu sangat situasional, masing-masing punya jamannya sendiri," tambah Hoesie.
Menikmati masa pensiun dari dua media besar, tidak membuat Koesnan Hoesie berhenti menggambar.