Anggota tim ini nantinya akan mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit muda saat matahari terbenam, sebagai tanda pergantian bulan pada kalender Hijriyah.
“Ini untuk memastikan apakah Ramadan akan dimulai Sabtu atau Minggu, bergantung pada hasil rukyah. Untuk penentuan awal ramadan 1443 H,” ungkap Dr Ahmad Adib Rofiuddin dalam keterangan tertulisnya.
“UIN Walisongo tetap menunggu keputusan sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI petang ini,” ujar Dr Ahmad Adib Rofiuddin MSI, Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Falak UIN Walisongo.
Adib menjelaskan, posisi hilal pada akhir bulan Sya’ban 1443 H di seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang mencapai 3 derajat. Artinya besar kemungkinan hilal tidak akan terlihat.
“Ini berarti bahwa kriteria baru Menteri-Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) yang digunakan oleh Kemenag RI mulai tahun 2022 ini belum terpenuhi, sehingga kecil kemungkinan hilal akan terlihat,” timpalnya.
Kegiatan rukyatul hilal ini menjadi penting sebagai uji verifikasi kriteria MABIMS baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal bulan hijriyah di tahun-tahun berikutnya.***