Tidak Hanya Lanjut Usia, Penyakit Pneumonia Ternyata Rentan Terjadi pada Anak-Anak

15 November 2023, 12:23 WIB
Ilustrasi anak sakit yang didiagnosa erkenz pneumonia /

 

 

Media Purwodadi - Penyakit pneumonia kerap diasosiasikan dengan orang yang lanjut usia, yang dapat menderita penyakut ini.

Namun, sebenarnya penyakit ini lebih banyak dialami oleh anak-anak dan penyakit ini pembunuh terbesar di kalangan anak-anak.

Dilansir dari laman UNICEF, penyakit ini merenggut nyawa 725.000 anak di bawah 5 tahun.

Baca Juga: Kapolres Grobogan AKBP Dedy Anung Kurniawan Tanam 10 Ribu Pohon di Kampung Buah

Sebanyak 190.000 bayi baru lahir juga rentan mengalami infeksi penyakit tersebut.

Apa penyebab pneumonia sebenarnya?

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut pada paru-paru.

Penyakit ini tidak mempunyai penyebab tunggal – penyakit ini dapat berkembang dari bakteri, virus, atau jamur di udara. Ketika seorang anak terinfeksi, paru-parunya terisi cairan dan menjadi sulit bernapas.

Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum matang (misalnya bayi baru lahir) atau lemah – misalnya karena kekurangan gizi, atau penyakit seperti HIV – lebih rentan terhadap pneumonia.

Gejala Pneumonia

Penyakit pneumonia adalah infeksi paru-paru, gejala yang paling umum adalah batuk, kesulitan bernapas, dan demam.

Anak-anak pengidap pneumonia biasanya mengalami pernapasan cepat atau dada bagian bawah mereka mungkin tertarik atau tertarik ke dalam saat mereka menarik napas.

Penyakit ini termasuk penyakit menular dan dapat menyebar melalui partikel di udara (batuk atau bersin).

Penyakit ini juga dapat menyebar melalui cairan lain, seperti darah saat melahirkan, atau dari permukaan yang terkontaminasi.

Gejala pada Anak

Tim medis dapat mendiagnosis pneumonia pada anak lewat pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa pola pernapasan yang tidak normal dan mendengarkan paru-paru anak.

Bisa juga menggunakan rontgen dada atau tes darah untuk diagnosis. Namun, di negara yang tidak memiliki sistem layanan kesehatan yang kuat, petugas kesehatan sering kali mengandalkan diagnosis pneumonia dengan menghitung jumlah napas yang diambil seorang anak per menit.

Misalnya, anak berusia 5 bulan yang bernapas sebanyak 50 kali per menit akan mengalami pernapasan terlalu cepat dan bisa terkena pneumonia.

Jumlah napas untuk ‘pernapasan cepat’ bergantung pada usia anak – anak yang lebih kecil biasanya memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan anak yang lebih besar.

Bagaimana Pengobatannya?

Pengobatan pneumonia tergantung pada jenis penyakit ini sendiri. Di negara-negara berkembang, sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri dan dapat diobati dengan antibiotik berbiaya rendah

Namun, banyak anak penderita pneumonia tidak menerima antibiotik yang mereka perlukan karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Penyebab lain dari pneumonia adalah virus atau mikobakteri (misalnya yang menyebabkan tuberkulosis) yang memerlukan pengobatan lain. Tuberkulosis khususnya seringkali tidak terdiagnosis.

Baca Juga: Shopee 11.11 Big Sale, Pesanan Ekspor Brand Lokal dan UMKM Meningkat Lebih dari 4 Kali Lipat

Pencegahan Pneumonia

Pneumonia dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan perlindungan, seperti nutrisi yang cukup, dan dengan mengurangi faktor risiko seperti polusi udara.

Polusi udara ini kerap membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi dan menerapkan praktik kebersihan yang baik.

Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun mengurangi risiko pneumonia dengan menurunkan paparan bakteri.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler