Penting, 7 Tips Public Speaking Ini Bantu Meningkatkan Komunikasi di Dunia Kerja Atau Rutinitas Sehari Hari

- 4 September 2021, 21:09 WIB
Ilustrasi public speaking
Ilustrasi public speaking /mohammed_hasan/PIXABAY

Media Purwodadi – Komunikasi menjadi elemen penting dalam kehidupan kita, dalam hal ini bertujuan untuk membentuk koneksi, mempengaruhi keputusan, hingga motivasi dalam perubahan hidup.

Tanpa adanya keterampilan berkomunikasi yang cukup, dalam hal ini untuk maju di dunia kerja dan pada keseharian akan semakin terbelakang.

Untuk meningkatkan komunikasi, maka dibutuhkan latihan public speaking. Pentingnya public speaking untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan sebagai skill utama yang harus diasah mulai sejak dini.

Baca Juga: Tips Cara Memilih Paprika Berkualitas Baik Tanpa Perlu Memegangnya
 
Dari penelusuran Media Purwodadi  untuk belajar public speaking bisa dilakukan dengan menggunakan tips Zahid Azmi Ibrahim.

Tips-tips yang disampaikan oleh Zahid, berhubungan dengan peningkatan public speaking yang selama ini diasahnya.

Bahkan, Zahid mengatakan jika tidak ada aturan benar maupun salah dalam public speaking. Selagi dapat bereksperimen untuk menemukan kecocokan dengan style public speaking diri sendiri.

Berikut ini tips dari Zahid untuk dapat berbicara di depan publik.

1. Pahami fungsi fisiologis

Public speaking sama hal nya ketika kita bermain instrumen, hanya saja instrumen yang dimaksud adalah anggota tubuh.

Dengan hal itu berikan upaya maksimal sebaik mungkin, misalnya saat bernapas tidak dari dada tapi melalui diafragma.

Contoh lain, letakkan kaki yang tidak saling berjajar tetapi posisikan salah satu kaki untuk sedikit lebih di depan dari kaki satunya.

Hal ini akan memberikan rasa kenyamana dan membantu untuk tidak merasa kaku saat public speaking.

2. Memotong salam

Hal ini sangat kontekstual, misalnya posisi kita berada di majelis taklim atau sedang ceramah dan lain sebagainya.

Dengan memulai pembicaraan dengan mengucapkan salam yang sudah diucapkan oleh pembicara lainnya, dapat meninggalkan first impression yang tidak begitu baik.

Pada bagian menjadi kesempatan bagi kita untuk menarik audiens kepada pesan yang akan disampaikan.

Ada yang suka memulai dari kutipan, statistik, pertanyaan retoris, dan lainnya.

Dalam hal ini kita dapat mengucap salam dalam bentuk lain, misal dalam konteks public speaking ketika hendak menyampaikan ide atau mengundang suatu tindakan.

Alangkah baiknya, korbankan perkenalan diri dan salam yang terlalu panjang supaya kita bisa mengambil atensi dari para audiens.

3. Sadari momen jittering.

Jittering merupakan momen dimana anggota tubuh kita bergetar, biasanya datang disaat merasa gugup.

Misalnya jika seseorang terlihat gugup, sangat terlihat dengan bagaimana kita suka mengoper berat badan dari satu sisi ke sisi lainnya.

Dengan hal itu terjadi tanpa disadari, jika kita sudah tahu tipe ini sadari apa kebiasaan yang kita lakukan di saat sedang gugup.

Jika hal itu menjadi distraksi dalam sesi public speaking, kita bisa pertimbangkan untuk memotongnya.

Baca Juga: Nanda Gita Bagikan Penjelasan 4 Faktor Anak Tidak Mau Santap MPASI dan Tips Untuk Ibu yang Meng-ASI-hi

4. Tiru public speaker favorit

Dalam hal apapun yang kita mulai, ketika diri kita adalah seorang pemula cara terbaik yang bisa dilakukan untuk belajar adalah meniru seseorang yang telah berhasil dari kasus lain.

Dengan hal ini, kita langsung pilih kira-kira style public speaking yang menjadi favorit kita.

Kemudian, tiru gaya public speaking dari favorit kita dan melakukannya dalam waktu yang cukup lama.

Lambat laun, kita akan melihat apa yang dirasa menjadi kesukaan dan tidak. Jadi, semisal kita belajar masak menyontek orang lain, perlahan menuntut kita untuk memberikan bumbu yang tepat dan membuat enak masakan.

Seiring berjalannya waktu, dapat membumbui masakan atau gaya public speaking sebagaimana yang kita inginkan.

5. Public speaking bukan orasi

Public speaking bukan berarti pidato, sadari bahwa ada fungsi dan cara penyampaian pesan yang berbeda-beda.

Misalnya, ada lomba public speaking justru biasanya yang lebih di value adalah ide atau isi apa yang akan kita sampaikan daripada cara penyampaiannya.

Tidak semua public speaking berorasi hingga meninggikan suara kita dan mencoba memberikan semangat orang lain dengan cara berbicara kita.

Banyak public speaking orang lain lebih santai tapi ide atau gagasannya mengalir, hal tersebut dapat membekas bagi audiens.

6. Kita akan dimaafkan

Seringkali kita takut memulai public speaking dan takut jika nanti salah di depan umum kemudian ada orang yang menertawakan.

Selama kita bukan figur publik atau seorang politisi yang membuat kesalahan yang lucu dan bisa dikatakan mimpi.

Biasanya kesalahan itu akan segera dilupakan, orang-orang akan kembali ke kesibukan hidupnya masing-masing.

Jika berikutnya kita salah mengucapkan sesuatu, hingga mengambil 5 detik terlalu lama untuk berpikir ingin berbicara tentang apa lagi hal itu akan dimaafkan.

Bahkan, misalnya orang-orang tertawa karena kesalahan kita. Justru akan menguntungkan bagi kita, karena membuat keadaan semakin rileks dan audiens dapat menyaksikan public speaking kita dengan mood yang baik.

7. Tidak minta maaf

Jika diawal public speaking jangan terlalu banyak mengucapkan salam tergantung konteks.

Untuk bagian akhir jangan meminta maaf karena kesalahan yang telah kita perbuat.
Idealnya, kita bisa memberikan last impression lebih baik daripada first impression.#

Dan hal itu tidak akan terwujud, jika di akhir terlalu banyak meminta maaf dan orang-orang jadi teringat dengan kesalahan yang kita buat tadi.

Jadi first impression dan last impression, coba berikan kesan yang sangat berpengaruh dalam hal ini tidak akan terjadi kalau kita mengingatkan audiens dengan kesalahan-kesalahan kita.
 
Tidak ada jalan pintas selain meningkatkan jam terbang, semua public speaker di dunia yang lancar hal itu terjadi saat mereka sudah mempunyai jam terbang yang cukup memadai.

Dari pada kita menunggu, supaya kita dapat di level mereka sebelum memulai public speaking dan pada akhirnya tidak memulainya sama sekali.

Baca Juga: 5 Tips Praktis Ini Bisa Membantu Anda Mempelajari Bahasa Inggris Tanpa Harus Mengikuti Kursus

Alternatifnya, cobalah cari opportunities yang ada di depan mata dan langsung mengatakan ‘iya’ tanpa berpikir panjang.

Gunakan kesempatan yang ada untuk meningkatkan jam terbang, sehingga 2 hingga 3 tahun kedepan hal-hal yang sudah terbiasa tadi sudah terakumulasi menjadi sesuatu yang dapat membantu diri kita untuk mengakselerasi karir.

Hingga membangun hubungan lebih baik dengan orang lain, memberikan rasa percaya diri, dan juga merasa bangga dengan diri kita sendiri. ***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: YouTube Zahid Azmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x