Harus Segera Ditangani, Berikut Dampak Buruk Bagi Anak yang Alergi pada Susu Sapi

25 Juni 2024, 22:30 WIB
Ilustrasi alergi susu sapi /freepik

Media Purwodadi – Untuk anak yang mengalami alergi pada susu sapi dapat memberikan dampak buruk jika tidak segera ditangani.

Alergi pada susu sapi termasuk kondisi yang sulit untuk didiagnosis. Hal itu lantaran anak yang alergi susu sapi memiliki gejala yang meyerupai gangguan kesehatan lainnya.

Alergi susu sapi memiliki gejala yang hampir sama dengan intoleran laktosa. Untuk itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui ciri-ciri alergi susu sapi.

Baca Juga: Mahasiswa USM Peduli Bencana, Puluhan Tokoh Masyarakat Karanganyar Ikuti Sosialisasi Mitigasi Bencana

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K) dari Universitas Padjajaran mengatakan bahwa ASS dapat memberikan dampak yang sangat bervariasi pada anak.

“Umumnya, anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengatasi alergi seiring bertambahnya usia, biasanya antara usia tiga hingga lima tahun,”kata Prof. Budi.

“Namun, ada sebagian kecil anak yang mungkin tetap memiliki alergi hingga dewasa,” imbuhnya seperti dikutip dari antaranews.com.

Budi menjelaskan ASS dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.

Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Dampak yang diakibatkan ASS bervariasi dari ringan hingga berat. Dalam jangka pendek anak akan mengalami rasa tidak nyaman serta kesulitan makan dan tidur.

Sementara pada jangka panjangnya dapat mencakup berat badan yang tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan.

Sifat alergi susu sapi yang persisten juga dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik seperti asma atau eksim.

Menurutnya, meski alergi susu sapi jadi alergi makanan yang paling umum pada awal masa kanak-kanak, yang insidennya mencapai dua sampai tiga persen pada tahun pertama kehidupan, namun orang tua tetap perlu mewaspadai gejala alergi yang berbeda pada tiap anak.

Sebab berdasarkan data yang dihimpun oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensi ASS pada anak Indonesia sekitar dua hingga 7,5 persen, dengan protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum setelah telur.

Baca Juga: Sambut Hari Bhayangkara Ke 78, Polda Jateng Gelar Upacara Ziarah dan Tabur Bunga di Laut Tanjung Emas

Budi menyebut gejala umum yang paling sering nampak pada anak meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal dan diare.

Kalaupun anak merasakan gejala yang berbeda, biasanya meliputi masalah pernapasan yang serius seperti anafilaksis.

“Makanya, penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah dampak buruk yang lebih serius dan memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” kata dia.

Ada sejumlah tata laksana yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengenali gejala-gejala tersebut sejak dini.

Pertama, segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Orang tua juga dapat menghilangkan susu sapi dari diet anak, mencari sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan anak.

Langkah selanjutnya termasuk membaca label makanan dengan cermat, dan memantau pertumbuhan anak secara rutin.

“Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mengurangi dampak negatif ASS, sehingga anak-anak dengan ASS dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkembang secara optimal,” pungkas Budi.***

Editor: Agung Tri

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler