Ganjar Pranowo Instruksikan Dinas ESDM Provinsi Jateng Pantau Potensi Migrasi Gas Nonsubsidi ke Gas Subsidi

- 5 Maret 2022, 08:02 WIB
LPG Non Subsidi
LPG Non Subsidi /dok Pertamina Patra Niaga

Media Purwodadi – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan instruksi kepada Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah.

Instruksi ini berkaitan untuk melakukan koordinasi dengan Pertamina dalam rangka memantau pendistribusian minyak dan gas di wilayah Jawa Tengah.

Bahkan, pemantauan juga fokus pada potensi migrasi atau konversi konsumen gas non subsidi ke gas subsidi.

Menurut Ganjar, invasi Rusia ke Ukraina ternyata memberi pengaruh pada relasi bangsa dan negara, terkait respons negara di Eropa Barat dan Amerika serta negara lain yang bergabung pada NATO.

Ganjar Prnaowo menjelaskan, ketika Blok Cina mengikuti kubu Rusia, pihaknya meminta untuk bersiap-siap terkait harga migas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak, Sabtu 5 Maret 2022 : Sagitarius Punya Banyak Ide, Capricorn Persaingan Sehat Bersama Keluarga

"Ternyata benar, tidak lama setelah itu Pertamina menaikkan harga gas nonsubsidi," kata Ganjar saat menghadiri acara pelantikan pengurus BPD HIPMI Jawa Tengah secara daring, Jumat 4 Maret 2022.

Ganjar Pranowo menyatakan, kenaikan harga gas non subsidi menimbulkan kekhawatiran terkait distribusi gas subsidi atau gas 3 kilogram.

Maka, pihaknya meminta kepada instansi terkait untuk berhati-hati tentang potensi migrasi atau konversi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

"Langsung saya kontak Dinas ESDM (Provinsi Jawa Tengah), saya minta untuk komunikasi dengan Pertamina. Hati-hati konversi ke dalam gas 3 kg akan terjadi,” ungkap Ganjar Pranowo.

“Mereka yang kesulitan mencari gas non subsidi akan mencari ke gas 3 kg karena membeli gas 3 kg itu begitu mudah, tidak ada restriksi yang ketat," tambah Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah, Sabtu 5 Maret 2022 : Waspada Hujan Lebat dan Hujan Sedang di Berbagai Wilayah

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto menjelaskan, Gubernur Ganjar Pranowo telah memberikan instruksi untuk berkoordinasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga gas nonsubsidi.

“Ada dua poin penting dari instruksi tersebut, yakni memastikan pasokan tetap terjaga dan kedua, memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke gas elpiji 3 kilogram,” kata Sujarwanto.

"Indikasi terjadi (migrasi) bisa dibaca kalau permintaan elpiji 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiwana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas," tambahnya.

Sujarwanto mengungkapkan, hingga hari kelima pasca kenaikan yang ditetapkan per 27 Februari 2022, belum terlihat adanya indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG Mobile Sabtu, 5 Maret 2022 Segera Klaim dan Tingkatkan Level Permainan Anda

Sujarwanto menyebut, permintaan masih wajar dan stok kebutuhan masih aman, baik untuk non subsidi maupun gas subsidi.

"Kita menjaga agar tidak terjadi migrasi. Kalau terjadi migrasi maka pada batas pantauan kita untuk meluruskan distribusinya. Harapan kita dapat tepat sasaran,” kata Sujarwanto.

“Kawan pengusaha juga saya harapkan, termasuk rumah tangga, tidak tergantung elpiji. Ada yang kita sarankan ke kompor listrik atau kompor induksi karena lebih hemat dibandingkan elpiji 3 kg. Kita coba hemat energi. Masyarakat harus menggunakan energi seperlunya," jelasnya.

Pemantauan lain juga dilakukan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah bersama Pertamina yakni untuk pasokan BBM di Jawa Tengah.

Hal ini merupakan tindak lanjut dari kenaikan BBM nonsubsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada 3 Maret 2022 kemarin.***

Editor: Andik Sismanto

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah