Air dan Perasan Jeruk Nipis Jadi Sarana Khas Kyai Khaeroni Pada Tradisi Jamas Pusaka di Grobogan

- 16 Agustus 2021, 17:07 WIB
Kyai Khaeroni saat melakukan jamas pusaka dengan bahan air kelapa dan perasan jeruk nipis.
Kyai Khaeroni saat melakukan jamas pusaka dengan bahan air kelapa dan perasan jeruk nipis. /Agung Tri Wibowo/

Media Purwodadi – Dalam bulan Sura, tradisi jamas pusaka selalu dilaksanakan oleh beberapa kalangan. Termasuk di wilayah Jawa Tengah.

Salah satu kegiatan jamas pusaka juga dilakukan di Ponpes Darul Kailani, pimpinan Kyai Khaeroni, di Desa Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Senin 16 Agustus 2021.

Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, tradisi jamas pusaka ini dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan dan dibatasi jumlah kehadiran orang yang datang.

Kyai Khaeroni ini dikenal masyarakat mempunyai keterampilan dalam menjamas pusaka. Dalam tradisi jamas pusaka kali ini, ada beberapa pusaka yang dijamas.

Baca Juga: Mulai Vaksinasi, 1000 Dosis ke Santri di Pondok Pesantren di Kota Semarang

Beberapa pusaka yang dikeluarkan oleh Kyai Khaeroni antara lain, Kyai Sengkelet, Singo Barong, Jalak Kabudan, Keris Brojol, Tombak Singosari, Tombak Singkir Angin dan beberapa benda-benda pusaka leluhur yang dipercayakan kepadanya.

Ritual jamas pusaka ini memanfaatkan sarana dengan bahan alami seperti air kelapa dan jeruk nipis.

Dua bahan alami ini membantu Kyai Khaeroni melakukan jamas ratusan pusaka sejak puluhan tahun silam.

Banyak pejabat yang datang kepada Kyai Khaeroni untuk mempercayakan jamas pusaka kepadanya.

“Jamas pusaka ini merupakan warisan leluhur sejak dulu kala setiap bulan Muharram. Jamas pusaka merupakan wujud bagian dari kebersihan hati para pemilik benda pusaka tersebut,” jelas Kyai Khaeroni.

Baca Juga: Malam 1 Sura di Malam 1 Muharram, Ada Banyak Tradisi Jawa Untuk Dapat Keberkahan. Berikut Cek Faktanya!

Sementara itu, Ali warga setempat, ikut melihat langsung prosesi jamas pusaka di Pondok Pesantren Darul Kailani.

Menurut Ali, jamas pusaka ini dipercaya memberikan aura bagi pemilik pusaka. Dirinya bersyukur ritual jamas pusaka ini masih bisa dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.

“Senang bisa melihat acara jamas pusaka ini. Bersyukur masih ada tradisi jamas pusaka, meskipun masih pandemi Covid-19. Intinya tradisi jamas pusaka ini penting agar warisan leluhur tetap terjaga,” kata Ali, dalam bahasa Jawa.

Tradisi jamas pusaka dilaksanakan di Ponpes Darul Kailani. Ritual jamas pusaka ini ditangani langsung oleh pengasuh ponpes, Kyai Khaeroni.

Hanya dengan dua bahan alami yakni air kelapa dan perasan jeruk nipis, ritual jamas pusaka ini dipercaya memberikan aura bagi pemilik pusaka.***

Editor: Agung Tri Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x