Network
Media Purwodadi – Kualitas lingkungan menajdi titik fokus Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. Salah satunya adalah terkait tentang kekeringan.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menerangkan, pihaknya telah melibatkan banyak pihak untuk mengatasi hal tersebut, seperti pihak akademisi.
Saat menghadiri kegiatan penanaman pipa bersama Universitas Semarang, Hendi menngapresiasi langkah para mahasiswa yang ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.
Bertempat di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik itu, Hendi mengungkapkan penanaman pipa ini telah memberikan solusi dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan Kota Semarang.
Apalagi pipa resapan horizontal, pria yang akrab disapa Hendi ini mengungkapkan inisiasi ini telah memberikan efek yang besar dengan biaya konstruksi yang relatif murah.
Pihaknya berharap kegiatan ini bisa dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan sehingga bisa memberikan dampak untuk lingkungan di Kota Semarang.
“Universitas Semarang telah bagus melakukan metode sederhana bisa meresapkan air, sehingga kita bisa mempunyai cadangan air pada saat kekeringan dan juga mengurangi banjir,” ujar Hendi.
“Ini sederhana karena biaya pembuatannya hanya Rp 1.250.000 dan Bismillah kita akan anggarkan lagi tahun depan dan kita letakkan di tempat-tempat yang punya potensi kekeringan air dan banjir di Semarang,” ujar Hendi.
Sebanyak 90 pipa resapan air ini terpasang di wilayah Kelurahan Jabungan dan Rowosari. Masing-masing terpasang 45 pipa di Jabungan, Kecamatan Banyumanik dan 45 pipa lainnya di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang.
Dengan adanya pipa resapan air ini diharaokan bisa meningkatkan daya serap air hujan, memperbaiki air tanah dan mengurangi debit banjir di setiap tahunnya.
“Pemerintah Kota Semarang mewakili masyarakat Jabungan, berterima kasih atas pengabdian perguruan tinggi dalam mengatasi permasalahan kekeringan dan banjir di Kota Semarang,” ujar Hendi.
Kegiatan pemasangan pipa resapan air ini dilakukan bersamaan dengan Hari Lingkungan Hidup dan Lustrum ke 7 Universitas Semarang.
Di kesempatan itu, Hendi menyampaikan pesan kepada masyarakat setempat agar menyadari persoalan isu lingkungan. Menurut orang nomor satu di Kota Semarang ini, situasi lingkungan menjadi tak seimbang karena subjeknya yang sebenarnya adalah manusia.
“Kalau begitu kita juga turut memperbaiki alam dengan menanam pepohonan, jika pepohonan semakin jarang maka tidak mampu meresap air hujan, banjir dan tidak ada resapan maka air tanah berkurang dan menyebabkan kekeringan,” ujar Hendi.
