Masyarakat Grobogan Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW Lewat Tradisi Gunungan & Tumpengan di Plosorejo

- 20 Oktober 2021, 12:22 WIB
Tradisi gunungan dan tumpengan yang dilaksanakan warga Desa Plosorejo setiap peringatan Nabi Muhammad SAW.
Tradisi gunungan dan tumpengan yang dilaksanakan warga Desa Plosorejo setiap peringatan Nabi Muhammad SAW. /media purwodadi / siti khofifah

Media Purwodadi - Dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, warga Dusun Bringin Desa Plosorejo Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan melaksanakan adat Gunungan dan Tumpengan, Selasa 19 Oktober 2021.

Tradisi adat gunungan dan tumpengan dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan.

Tradisi gunungan merupakan sekumpulan hasil pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayur mayur yang disusun menyerupai gunung.

Baca Juga: Logo Hari Santri Nasional 2021, Berikut Link dan Cara Download serta Penjelasan Filosofinya

Sedangkan tumpengan dibuat dalam bentuk berupa nasi tumpeng atau nasi kuning yang dilengkapi dengan lauk-pauk.

Setiap RT membuat Gunungan dan Tumpengan serta menghiasnya secantik mungkin sebelum diarak keliling dusun.

Usai shalat dzuhur, tepatnya pukul 12.30 WIB, gunungan dan tumpengan  yang telah dihias tadi diarak keliling dusun dan kumpul di Masjid Baitul Malik Bringin.

Saat gunungan dan tumpengan tiba di Masjid, sholawat dikumandangkan oleh grup rebana para pemuda-pemuda dusun dan kiai-kiai Dusun Bringin.

Warga berebut untuk mendapatkan buah-buahan dan sayur mayur yang telah disusun pada gunungan. Perayaan Maulid ini juga diisi dengan pengajian umum, sholawat, dan al-barjanji.

Usai kumandang lantunan al-barjanji acara berlanjut dengan tausiyah yang disampaikan KH Zainuddin.

Beliau menceritakan kisah Nabi Muhammad dan berkahnya makan berkat (nasi yang dibawa usai pengajian/hajatan yang telah mendapat doa oleh kiai-jawa).

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2021 usung tema Santri Siaga Jiwa Raga, Ini Penjelasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qouma

“Beruntunglah kita menjadi umatnya Nabi Muhammad, kerena apa? Karena sebelum beliau wafat yang dia ingat hanyalah umatnya,” ungkap KH Zainuddin.

“Bukan istrinya, bukan anaknya, bukan hartanya, melainkan ummati, ummati, ummati! Setelah Nabi Muhammad wafat, para kiai dan para alim ulamalah yang mewarisi ilmu beliau.” tambahnya.

Bahkan, KH Zainuddin mengungkapkan anak zaman sekarang tidak mau makan nasi berkat, jangan berharap mendapatkan berkahnya dari kiai.

“Jadi, ketika anak zaman sekarang kok tidak mau makan berkat, ya jangan berharap mendapatkan barkahnya kiai,” katanya.

Pada tausiyah yang KH Zainuddin juga menyampaikan kepada Jemaah agar tidak segan menyekolahkan anaknya ke madrasah dan ke pondok pesantren.

“Ketika Bapak dan Ibu tidak sanggup mengajarkan anak untuk cinta sholawat, meneladani para alim ulama, jangan segan untuk menyekolahkan anak Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu ke Madrasah dan Pondok Pesantren,” kata KH Zainuddin.

Baca Juga: Kemenag Luncurkan Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah pada Masa Pandemi

“Agar generasi-generasi kita bisa mewarisi dan melanggengkan sholawat serta ilmu-ilmunya alim ulama,” tambah KH Zainuddin.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW digelar sederhana, namun meriah di Dusun Bringin, Desa Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo.

Dalam kegiatan ini tradisi gunungan dan tumpengan juga digelar serta tausiyah yang disampaikan KH Zainuddin untuk seluruh warga masyarakat.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah