Eco Enzyme, Cairan Disinfektan Terbaru Inovasi PMI Grobogan. Begini Manfaat dan Cara Pembuatannya!

- 19 Agustus 2021, 10:54 WIB
Proses pembuatan eco enzyme menggunakan bahan gula merah dan sayur yang dikerjakan para anggota PMR Grobogan.
Proses pembuatan eco enzyme menggunakan bahan gula merah dan sayur yang dikerjakan para anggota PMR Grobogan. /dok PMI Grobogan

Media Purwodadi – Palang Merah Indonesia (PMI) Grobogan melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan ke udara dengan disinfektan berbahan Eco Enzym, Kamis 20 Agustus 2021.

Penyemprotan disinfektan dengan cairan Eco Enzyme dilakukan setiap subuh dengan menggunakan kendaraan Gunner PMI Grobogan ke seluruh jalan protokol Kota Purwodadi.

Cairan Eco Enzyme sendiri adalah cairan yang terbuat dari fermentasi buah-buahan. Tentu saja, cairan disinfektan yang dipergunakan ini sangat berbeda dengan cairan sebelumnya yang pernah dipergunakan PMI Grobogan.

Baca Juga: Kreatif, Pos Penyekatan Ketapang Grobogan Manfaatkan Barrier Jadi Alat Semprot Disinfektan Otomatis

Biasanya, PMI Grobogan menggunakan cairan disinfektan dengan bahan-bahan kimia. Namun, Eco Enzym  yang diperkenalkan para pegiat lingkungan justru lebih aman dan alami untuk dipergunakan penyemprotan disinfektan.

Kasi Pelayanan PMI Grobogan, Gesit Kristiyawan menjelaskan cairan Eco Enzyme ini menjadi inovasi baru untuk kegiatan penyemprotan disinfektan ke jalan-jalan protokol yang ada di Kota Purwodadi.

“Tadi malam ada 5 liter cairan Eco Enzyme yang disemprotkan dan puluhan liter Eco Enzym ini dicampur dengan 5.000 liter air,” ungkap Gesit.

Pada kesempatan itu, Gesit juga membeberkan cara membuat Eco Enzym yang sangat sederhana. Bahan-bahannya cukup menggunakan 3 kilogram buah atau sayur yang sudah tidak terpakai.

“Jadi ini bahan-bahannya menggunakan tiga kilogram buah atau sayur yang sudah tdiak terpakai. Kemudian dicampur dengan satu kilogram molase atau gula merah serta 10 liter air,” kata Gesit.

Setelah dicampur dalam sebuah wadah berukuran besar, Gesit menuturkan semua bahan itu tidak langsung dipakai untuk penyemprotan. Namun, harus disimpan sampai 90 hari.

“Tutup rapat dan simpan dalam waktu 90 hari. Jangan sampai ada udara yang masuk. Setelah waktu tersebut, Eco Enzyme ini siap dipakai untuk penyemprotan disinfektan,” jelas Gesit.

Baca Juga: Gunner PMI Grobogan Terus Semprotkan Disinfektan Hingga ke Wilayah Pedesaan

Selain penyemprotan disinfektan, pemanfaatan Eco Enzyme ini sangat baik sebagai pupuk pestisida dan insektisisda.

“Bisa juga dipergunakan untuk menjernihkan air dan menyegarkan udara. Untuk penyegaran udara, Eco Enzyme ini dapat menyerap polutan-polutan di udara,” tambah pria yang juga ditunjuk sebagai koordinator penyemprotan disinfektan ini.

“Dengan menyerap polutan-polutan udara ini, maka udara menjadi lebih segar dan mengurangi emisi gas kaca yang disebabkan karbondioksida,” tambah Gesit.

Gesit juga menjelaskan bahwa cairan Eco Enzyme ini juga sudah dipergunakan di Tiongkok dan Taiwan sebagai pestisida kimia.

“Kami harap penyemprotan disinfektan Eco Enzyme ini bisa dilakukan secara berkala. Teman-teman maupun masyarakat yang lain bisa mengubah penyemprotan disinfektan semua menggunakan cairan kimia beralih ke Eco Enzyme yang lebih aman ini,” tambah Gesit.

Hal yang sama disampaikan Kepala Markas PMI Grobogan, Djasman. Menurut dia, masyarakat diharapkan mulai membiasakan diri mengolah sisa sayur dan buah di rumah agar bisa dimanfaatkan seperti pembuatan Eco Enzyme ini.

“Cara mudah membuat Eco Enzyme dengan bahan limbah organik ini bisa dicontoh dan diterapkan di kalangan rumah tangga,” tambah Djasman.

PMI Grobogan mengubah penyemprotan disinfektan yang semula menggunakan cairan kimia beralih dengan menggunakan cairan Eco Enzyme yang merupakan hasil dari fermentasi sayur atau buah yang sudah tidak terpakai.

Setiap subuh, PMI Grobogan menyemprotkan disinfektan ke jalan protokol Kota Purwodadi dan ruang publik yang ada di Kabupaten Grobogan.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x