Tekan Angka Stunting, Klaten Punya Program Juwita 1000 Harta, Ini Penjelasannya!

- 30 Juni 2022, 09:19 WIB
Program Juwita 1000 Harta yang dikemas Puskesmas Juwiring Klaten ini untuk menekan angka stunting.
Program Juwita 1000 Harta yang dikemas Puskesmas Juwiring Klaten ini untuk menekan angka stunting. /Dok Humas Pemprov Jateng

Media Purwodadi – Penyakit stunting menjadi fokus Pemerintah Jawa Tengah. Lewat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng banyak diaplikasikan di daerah-daerah. Bahkan, pada tingkat kecamatan yang ada di seluruh provinsi ini.

Program untuk menekan angka stunting ini juga menjadi fokus bagi Puskesmas Juwiring, Kabupaten Klaten. Lewat program tersebut, Puskesmas Juwiring menekan angka stunting dengan inovasi bernama Juwita 1000 Harta.

Program mengurangi angka stunting dalam program Juwita 1000 Harta di Puskesmas Juwiring, Kabupaten Klaten ini merupakan akronim dari Juwiring Tanggap 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Baca Juga: Cek PPDB SMA di Temanggung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Sebut Sempat Ada Kendala Server

Selain mengurangi angka stunting, Juwita 1000 Hari ini juga menjadi sarana untuk menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi.

Nutrisionis Puskesmas Juwiring, Sri Sugiyanti menuturkan bahwa inovasi Juwita 1000 Harta sudah diciptakan sejak 2013 lalu.

Menurut Sri Sugiyanti, inoivasi Juwita 1000 Harta ini sebagai upaya menurunkan angka stunting, menurunkan bayi berat lahir rendah, mengurangi resiko kematian ibu dan bayi.

“Inovasi Juwita 1000 Harta ini merupakan upaya menurunkan stunting, menurunkan bayi berat lahir rendah, serta memgawal ibu hamil sampai 1000 hari kehidupan pertama,” ujar Sri Sugiyanti.

Inovasi Juwita 1000 Harta ini dimulai dengan membentuk Kampung Juwita di 19 desa yang ada di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.

Tujuan pada kegiatan ini adalah mengawal dan memberi edukasi mulai dari remaja, pranikah, atau calon pengantin, kelas ibu hamil, hingga melahirkan 1000 hari pertama kehidupan.

“Semua tenaga kesehatan dan relawan di tiap desa, seperti Posyandu. Kegiatannya memberi tablet penambah darah kepada remaja putri, edukasi pra nikah, berkunjung ke ibu hamil untuk men-skrining, “ ungkapnya.

“Jika ada resiko maka akan dilakukan pengawalan di tingkat atas seperti puskesmas ata ke rumah sakit. Selain itu, juga ada kegiatan demo pemberian makan bayi yang sehat baik ASI eksklusif maupun setelahnya,” jelas dia.

Puskesmas Juwiring melalui inovasi ini akan memberikan sertifikat kepada para ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil.

“Iya, kami ada wisuda dan pemberian sertifikat bagi yang telah mengikuti kelas ibu hamil,” ungkapnya.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi Trans 7, Kamis, 30 Juni 2022 : Mancing Mania, Lapor Pak!, Jejak Anak Negeri

Inovasi Juwita 1000 Harta, yang dilakukan sebagai dukungan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu membuahkan hasil yang cukup signifikan.

Dari tahun 2013 angka cakupan program gizi mengalami tren positif di tahun 2021. Angka stunting dari 13,38 % turun menjadi 6,3 %. Ibu Hamil KEK yang mulanya 19,38 % turun menjadi 17,6 %, Bayi Berat Lahir Rendah 7,8 % jadi 6,13 %.

Sementara, kesadaran ASI Eksklusif dari 74,79 persen naik menjadi 85,81 persen, serta kesadaran Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dari 88,46 persen jadi 95,01 persen.

“Angka kematian bayi lahir juga turun, yang awalnya 4 kasus, sekarang hanya satu kasus,” imbuhnya.

Dengan Program Juwita 1000 Harta ternyata mampu menginspirasi daerah lain untuk mendukung program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng dalam mengurangi angka stunting, kematian ibu dan bayi.

“Harapannya di daerah lain juga dapat membuat inovasi-inovasi untuk mendukung program dari Pemprov Jateng,” harapnya.

Sementara, Dewi Purwanti Ningsih mengaku lebih tenang dan aman menjalani kehamilan karena mendapat pengawasan dari Puskesmas setempat.

“Ya, lebih tenang karena selalu diawasi. Ini hamil yang ke empat, dan anak kedua. Semoga sehat dan lahir bisa lancer dan normal,” tandasnya.

Diketahui, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng di Jateng terus dilgalakkan. Data riset di Jateng, pada 2013, angka stunting mencapai 37 persen. Jumlah itu turun pada 2018 menjadi 31 persen. Pada 2021, data riset mandiri angka stunting di Jateng turun menjadi 19,9 persen.***

Editor: Andik Sismanto

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah