Belajar Pantun Berbahasa Jawa, Berikut Pengertian Parikan dan Contoh Pantun Milik Ki Dalang Ulin Nuha

- 18 Mei 2022, 08:05 WIB
Ki dalang Ulin Nuha yang kerap memberikan parikan saat melakukan ceramah di hadapan para pendengarnya.
Ki dalang Ulin Nuha yang kerap memberikan parikan saat melakukan ceramah di hadapan para pendengarnya. /tangkapan layar Instagram @sahabat_ulin.

Media Purwodadi – Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia atau KBBI, pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris yang bersajak (a-b-a-b).

Kemudian, tiap lariknya biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan baris keempat merupakan isi.

Dalam kesusastraan Jawa, terdapat karya sastra yang mirip dengan pantun yang biasa dikenal dengan parikan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Grobogan, Rabu 18 Mei 2022 : Cerah Berawan di Pagi Hari, Hujan Lebat di Waktu Sore

Dalam buku yang berjudul Baboning Pepak Basa Jawa yang ditulis oleh Budi Anwar menjelaskan pengertian parikan.

Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa. parikan yaiku unen-unen kang dumadi saka rong ukara (parikan adalah bebunyian yang menjadi dua kalimat).

Ukara sepisanan kanggo narik kawigaten, lan ukara kapindho minangka isi. Parikan iku kaya pantun nanging mung rong larik, parikan migunakake purwakanthi guru swara.

Artinya, kalimat yang pertama berupa sampiran dan kedua adalah isi. Parikan itu seperti pantun, hanya saja Cuma dua larik dengan menggunakan guru suara).

Dalam bahasa Indonesia diartikan parikan adalah rangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata.

Kalimat pertama adalah kalimat untuk menarik perhatian, dan kalimat kedua adalah isi. Parikan berbentuk seperti pantun tetapi hanya terdiri dari dua baris. Parikan menggunakan rima guru suara yang sama.

Penjelasan terkait parikan juga disebutkan dalam buku berjudul Pantun dan Puisi Lama Melayu yang disusun oleh Eko Sugiarto.

Dalam buku tersebut menyebutkan bentuk parikan dalam kesusastraan Jawa bisa disejajarkan dengan bentuk pantun dalam kesusastraan Melayu.

Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa perbedaan antara parikan dan pantun terletak pada jumlah larik tiap bait. Artinya, apabila pantun terdiri dari empat baris, parikan hanya terdiri dari dua baris.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah, Rabu 18 Mei 2022 : Waspada Cuaca Ekstrim Hujan Angin di Wilayah Dataran Tinggi

Secara umum, parikan memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Terdapat keterikatan gatra yaitu aturan jumlah baris tiap bait.

2. Terdapat gatra purwaka yang biasa disebut sampiran dan juga terdapat gatra tebusan yang merupakan isi atau inti.

Nah, parikan ini kerap kali membumbui penampilan ceramah yang dibawa oleh Ulin Nuha atau akrab dipanggil Ki Dalang Ulin Nuha.

Beberapa waktu yang lalu dalam ceramahnya Ki Dalang Ulin Nuha juga sempat menyuguhkan parikan yang berhasil membuat ambyar para jemaah yang hadir di pengajian.

Parikan tersebut diunggah dalam akun TikTok @sahabatulinnuha, yang isinya fokus pada kaum jomblowan yang belum menikah agar orang lain tidak perlu ingin tahu kapan dirinya menikah.

Berikut bunyi parikan milik Ki Ulin Nuha tersebut :

Sega liwet lawuhe uyah
Ampun tangklet kulo kapan nikah

Sego rawon lengane jlantah
Wong pacar mawon kulo mboten gadhah

Dalam video tersebut terdengar, dalang Ki Ulin Nuha memberikan parikan tersebut dengan bahasa Ngapak khas masyarakat Banyumasan.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi TRANS7 Rabu, 18 Mei 2022: Bercanda Pagi, Enah Bikin Enak, Makan Receh, Lapor Pak!

Yang dapat diartikan

Nasi liwet lauknya garam
Jangan tanya saya kapan menikah

Nasi rawon minyaknya jlantah (bekas minyak goreng)
Pacar saja saya tidak punya.

Selanjutnya Ki Dalang Ulin Nuha menyampaikan alasan kenapa belum menikah dengan parikan juga sebagai berikut.

Nandhur bawang nandhur merica
Uwis kadung sayang mung dianggep kanca

Sayur asem ayam bakar
Lambene mesem atine ambyar

Parikan alasan Ki Dalang Ulin Nuha belum menikah apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia sebagaimana berikut.

Menanam bawang menanam merica
Sudah terlanjur sayang hanya dianggap teman

Sayur asem ayam bakar
Bibirnya tersenyum hatinya ambyar.

Itulah contoh parikan yang bisa kita pelajari. Salah satunya dengan parikan yang dibawakan oleh Ki Dalang Ulin Nuha yang biasa terjadi saat dirinya melakukan ceramah.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x