Grobogan Satu Hari di Rumah Saja, Empat Orang DInyatakan Reaktif Saat Swab Antigen di Pos Penyekatan

- 21 Juni 2021, 07:06 WIB
Bupati Grobogan, Sri Sumarni didampingi Dandim Letkol Inf Asman Mokoginta dan Kalak BPBD Endang Sulistyaningsih saat menunggu hasil swab rombongan pelayat asal Desa Tanjung Ngaringan.
Bupati Grobogan, Sri Sumarni didampingi Dandim Letkol Inf Asman Mokoginta dan Kalak BPBD Endang Sulistyaningsih saat menunggu hasil swab rombongan pelayat asal Desa Tanjung Ngaringan. /BPBD Grobogan/


Media Purwodadi – Gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja ‘jilid 2’ telah usai pada Senin 21 Juni 2021 pukul 05.00 WIB.

Sebelumnya, gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja ini dilaksanakan mulai Minggu 20 Juni 2021 pukul 05.00 WIB dengan ketentuan semua tempat umum yang dapat mengundang kerumunan ditutup. Termasuk pasar rakyat.

Pada Minggu 20 Juni 2021, wilayah di Kota Purwodadi layaknya kota mati. Tak ada aktivitas di luar rumah. Terlihat ketertiban masyarakat dalam menjalankan SE 360/1940/2021 tentang gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja.

Di Jalan R. Suprapto didirikan pos penyekatan untuk menyekat warga. Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD Grobogan, Dinkes Grobogan, PMI Grobogan, Dishub Grobogan dan Satpol PP Grobogan melakukan imbauan kepada masyarakat agar berputar arah lantaran jalur tersebut hanya diperbolehkan untuk mereka yang akan menuju ke fasilitas kesehatan.

Masyarakat juga diminta untuk melakukan swab tes antigen sebelum memasuki area tersebut. Dari sembilan orang yang ikut tes antigen, dua diantaranya reaktif.

Baca Juga: 7 Jam Gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja, Purwodadi Bak Kota Mati

“Dua yang reaktif ini warga Brati dan Purwodadi. Langsung kita koordinasikan dengan pihak Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Madiman, petugas Satpol PP yang berjaga.

Pada pelaksanaannya, Bupati Grobogan Sri Sumarni didampingi Dandim 0717/Purwodadi dan Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyaningsih meninjau  sejumlah pos penyekatan. Seperti pos penyekatan antara Klambu dan Kabupaten Kudus.

Di posko ini, Sri Sumarni menemukan adanya rombongan takziah dari Desa Tanjung Kecamatan Ngaringan dengan tujuan Jepara.

“Tadi ada satu keluarga hendak takziah dari Jepara. Mereka ini rombongan keluarga yang akan berangkat takziah ke Jepara. Petugas langsung menghentikan mereka dan diminta untuk melakukan swab antigen dan ternuata, dua diantaranya adalah pasangan suami istri yang dinyatakan reaktif,” ujar Sri Sumarni.

Mereka yang dinyatakan nonreaktif diminta putar balik menuju rumahnya di Ngaringan. Sementara, pasutri yang reaktif langsung dilakukan penanganan.

Baca Juga: Dukung Gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja Lewat Twibbon, Klik Link Ini!

Sri Sumarni langsung menghubungi kepala desa setempat untuk dilakukan persiapan isolasi mandiri dan jogo tonggo untuk kedua orang yang reaktif tadi.

“Saya langsung hubungi kepala desa dan cariknya agar dua orang tadi diisolasi mandiri. Jogo tonggo difungsikan. Apabila tidak memungkinkan, bisa diisolasi di Hotel Catra yang merupakan lokasi isolasi terpusat,” jelas Sri Sumarni.

Sri Sumarni memohon kepada seluruh masyarakat Kabupaten Grobogan untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan mengurangi mobilitas. Apalagi pada program gerakan Grobogan Satu Hari di Rumah Saja ini difungsikan agar masyarakat sehari saja di rumah sebagai upaya mencegah lonjakan Covid-19.

“Tanpa dukungan masyarakat, pemerintah tidak bisa apa-apa. Satpol PP, TNI, Polri dan tenaga kesehatan sudah bekerja keras. Saya mohon, masyarakat patuhi protokol kesehatan. Pakai masker, jauhi kerumunan, kurangi mobilitas, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun,” imbaunya.

Hingga Minggu 20 Juni 2021, terdata ada 4.597 kasus Covid-19 di Kabupaten Grobogan. Terinci 228 orang isolasi mandiri, 3.692 dinyatakan sembuh, 294 dirawat di fasilitas kesehatan dan 383 lainnya meninggal dunia.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: BPBD Grobogan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x