Polisi Masih Buru Otak Pelaku Penembakan Istri TNI, Anak Korban Butuh Pendampingan Psikologi

- 27 Juli 2022, 14:42 WIB
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi saat hendak membezuk korban di RS dr Kariadi Semarang.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi saat hendak membezuk korban di RS dr Kariadi Semarang. /dok Humas Pemkot Semarang.


Media Purwodadi – kasus penembakan terhadap istri anggota TNI Kodam IV Diponegoro masih terus menjadi perhatian aparatur negara.

Kendati dalam kasus penembakan terhadap Rina Wulandari ini sudah terungkap dengan tertangkapnya lima pelaku, namun Polisi masih melakukan pengejaran terhadap Kopda M.

Kopda M yang merupakan suami dari Rina Wulandari menjadi aktor intelektual dalam kasus penembakan terhadap sang istri.

Baca Juga: Kode Redeem Top War Battle Game Rabu, 27 Juli 2022: Segera Mainkan Permainan Ini, Jangan Sampai Ketinggalan

Dalam kasus ini, Kopda M terlibat lantaran telah melakukan upaya pembunuhan kepada istrinya sendiri dengan menyuruh pembunuh bayaran untuk menembak.

Tembakan mengenai perut Rina Wulandari dan harus mendapatkan perawatan intensif di RS Kariadi Semarang.

Polisi terus memburu Kopda M yang lari setelah insiden penembakan tersebut. Di sisi lain juga harus memberikan ruang untuk masa depan anak korban yang masih sekolah.

Diketahui, insiden penembakan ini dilatarbelakangi oleh kasus perselingkuhan antara Kopda M dengan perempuan berinisial W, seperti yang dijelaskan Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi saat Konferensi Pers pada Senin, 25 Juli 2022 lalu.

Di suatu kesempatan, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi membezuk korban dan bertemu dengan pihak keluarga, di RSUP dr Kariadi Semarang.

Dalam pertemuan itu, Hendrar Prihadi secara khusus akan memberikan pendampingan psikologi pasca insiden penembakan tersebut.

Menurut Hendi, sapaan akrabnya, penembakan terhadap istri anggota TNI ini telah memberikan dampak buruk pada psikis anak korban.

Apalagi, anak korban mengaku takut untuk berangkat ke sekolah, meski jaraknya dekat dengan rumah mereka.

Demi pemulihan psikis, Hendi memotivasi kepada keluarga korban dan nantinya akan ada tim khusus yang akan memberikan pendampingan psikologis.

Baca Juga: Kode Redeem Call of Duty Mobile Rabu, 27 Juli 2022 : Segera Klaim Sekarang Juga, Lakukan Permainan Hari Ini

"Mungkin karena masih terguncang, sehingga salah satu anak korban masih takut untuk sekolah, sehingga perlu pendampingan lanjutan untuk bisa menstabilkan psikis keluarga," ungkap Hendrar Prihadi.

Secara resmi DP3AKB Kota Semarang telah mengirimkan surat permohonan izin pendampingan psikologis ke Polrestabes Semarang.

Hendi menegaskan, pendampingan psikologis perlu dilakukan agar keluarga tidak terlalu merasakan trauma yang berat.

"Harapan kami dari Pemerintah Kota Semarang tentu saja pendampingan dapat segera dilakukan agar korban dan keluarga tidak mengalami trauma berkepanjangan," tutup Hendi.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x