Pakar Kesehatan: India Abaikan Peringatan Dini, Membiarkan Varian Virus Covid-19 Yang Mematikan Menyebar

- 16 Juni 2021, 05:10 WIB
Orang-orang berjalan di pasar yang ramai di kawasan tua Delhi, India, 6 April 2021
Orang-orang berjalan di pasar yang ramai di kawasan tua Delhi, India, 6 April 2021 /REUTERS/Anushree Fadnavis


Media Purwodadi – Pada awal bulan Maret, seorang Pakar kesehatan masyarakat veteran telah memperingatkan pejabat terkait di India tentang adanya varian baru virus Covid-19.

Varian virus baru Covid-19 tersebut dengan cepat menyebar di distrik pedesaan di negara India dan hal itu perlu adanya penangangan segera.

Varian baru yang dikenal sebagai B.1.617 tersebut telah memicu gelombang besar kasus positif virus Covid-19 di India.

Baca Juga: Terjun Langsung Cek Kondisi Covid-19, Ini Kata Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BPNB

WHO menyebut varian baru itu sebagai Variants of Concern (Varian Perhatian) sebab tingkat penularannya sangat tinggi dan telah menyebar ke 40 negara lain.

Dampak pertama varian itu terdeteksi beberapa bulan sebelumnya di distrik Amravati di negara bagian barat Maharashtra, India.

Di mana otoritas kesehatan mencatat peningkatan pesat dalam infeksi virus Covid-19 pada awal Februari, bahkan ketika kasus turun di tempat lain di India.

“Namun, Otoritas kesehatan federal gagal menanggapi peringatan, kata Dr Subhash Salunke, yang memiliki pengalaman 30 tahun di bidang kesehatan masyarakat di India, Indonesia, dan Amerika Serikat.

Salunke, yang juga mantan pejabat WHO teresbut mengaku pernah menasihati pemerintah Maharashtra.

Dia mengatakan telah memberi tahu kepada beberapa pejabat kesehatan paling senior India pada awal Maret lalu.

Beberapa pejabat tersebut diantaranya, Perdana Menteri Narendra Modi, V.K. Paul, dan kepala Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC), Sujeet Kumar Singh.

Baca Juga: Kapolri Minta Seluruh Kapolda Maksimalkan PPKM Mikro dan Kawal Pemulihan Ekonomi

Lebih lanjut Salunke mengatakan, bahwa dia memperingatkan Paul dan Singh bahwa virus itu menunjukkan tanda-tanda bermutasi di Amravati.

Penularannya meningkat dan meminta bantuan federal untuk mendata lebih banyak sampel guna menentukan bagaimana varian baru Covid-19 itu bermutasi.

"Meskipun petugas kesehatan masyarakat seperti saya memberi mereka peringatan keras, mereka tidak mengindahkannya," kata Salunke

Namun Paul menolak tuduhan Salunke bahwa dia tidak mengindahkan peringatan Salunke tersebut.

Menurut Paul, dia kemudian meminta Institut Virologi Nasional India (NIV) untuk mempelajari varian itu lebih teliti.

Dan kepada pemerintah negara bagian Maharashtra Paul meminta untuk mengintensifkan reaksi yang ada terhadap varian baru virus Covid-19 tersebut.

“Pemerintah melakukan studi sekuensing dan klinis-epidemiologis,” kata Paul

“Pemerintah secara intens, berulang kali, melalui berbagai forum, menekankan perlunya penanganan menggunakan semua alat dan mengoptimalkan pengujian.”

Salunke menilai pemerintah India gagal mengabil tindakan pencegahan penyebaran virus Covid-19 tersebut.

Dengan adanya varian baru virus Covid-19 itu, pemerintah malah mengijinkan adanya rapat umum pemilihan, festival keagamaan, dan kegiatan yang menghadirkan massa.

Akibatnya, dalam 80 hari, varian tersebut berpindah dari Amravati ke berbagai negara di dunia, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Singapura.

Namun tidak tepat juga jika adanya penambahan kasus positif Covid-19 di setiap negara dikarenakan varian baru, karena hanya sedikit sampel dari tes positif yang telah dilakukan.

Sementara itu, pihak berwenang AS memperkirakan bahwa varian tersebut menyumbang enam persen dari infeksi virus Covid-19 di Amerika Serikat.***

Editor: Agung Tri Wibowo

Sumber: Reuters.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x